JAKARTA. Industri ritel nasional pelan-pelan mulai merasakan imbas krisis global yang melanda dunia. Menurut pengakuan Ketua Harian Asosiasi Pedagang Ritel Seluruh Indoensia (Aprindo), Tutum Rahanta, tahun depan diperkirakan penjualan ritel nasional turun sampai minimal 30% dari tahun 2008.Pernyataan Tutum tentu saja membenarkan peringatan Gabungan pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) tentang turunnya tren penjualan ritel di luar Jawa. Padahal, sumbangsih penjualan ritel di luar Jawa mencapai 40% dari total penjualan ritel nasional. Atau senilai Rp 340 triliun."Kalau Gapmmi punya data seperti itu, bisa saja, karena produk mereka banyak terserap ke pasar tradisional. Saat ini kan perbandingan pasar modern dan pasar tradisional sebesar 30:70," ujar Tutum.Tutum juga bilang bahwa pihaknya di Aprindo sudah mulai merasakan penurunan penjualan ritel sebesar 10 persen sampai 20 persen dari tahun lalu. "Itu pun untuk konsumsi saja. Saya yakin, kalau di luar konsumsi akan lebih besar dari itu penurunannya," lanjut Tutum.Gapmmi, menurut Tutum, mencakup barang konsumsi saja. Sementara untuk para peritel modern, barang yang dijual juga barang non konsumsi seperti baju, elektronik dan sebagainya.Untuk saat ini, Tutum menegaskan bahwa pihaknya maupun para peritel tidak bisa berbuat apa-apa selain berhemat dan terus melakukan marketing untuk mendorong daya beli. Walaupun tidak dipungkiri jika daya beli yang ada sekarang ini sedikit banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi makro."Ini semua balik lagi tergantung kepada cepat atau lambatnya kinerja pemerintah menuntaskan krisis ekonomi yang melanda. Kalau lambat, saya perkirakan tahun depan penjualan ritel bakalan turun lebih dari 30 persen," pungkas Tutum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tahun 2009, Penjualan Ritel Diperkirakan Turun Lebih Dari 30 Persen
Oleh: Aprillia Ika
Selasa, 02 Desember 2008 08:06 WIB