JAKARTA. Ekspor rumput laut sepertinya bakal terus menggeliat pada tahun 2011. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan volume ekspor rumput laut sebanyak 180.000 ton naik 57,89% dari realisasi tahun lalu yang sebanyak 114.000 ton. Dari sisi nilai juga bakal naik menjadi US$ 190 juta dari nilai ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 138 juta. Victor Nikijuluw, Sekretaris Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) mengatakan, kenaikan target ekspor tersebut setidaknya disebabkan 3 faktor. Pertama, permintaan dunia atas rumput laut sangat tinggi. Di China misalnya, jumlah pabrik pengolahan rumput laut telah mencapai 600 pabrik. Kondisi ini otomatis bakal mengerek permintaan rumput laut di sana. "Tahun lalu saja kita memasok 85% kebutuhan rumput laut China," ujar Victor, (4/1).Kedua, produksi negara-negara penghasil rumput laut terutama di kawasan Amerika Latin seperti Chili terhambat akibat badai La Nina. Victor bilang pasokan rumput laut dari sana menurun drastis sejak awal tahun lalu. Akibatnya, banyak permintaan yang biasanya dipenuhi Chili menjadi tidak terpenuhi. "Ini bakal jadi peluang pasar baru bagi kita," jelasnya.Di sisi lain, produksi rumput laut Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,082 juta ton melampaui target awal yang sebanyak 2,574 juta ton. Di tahun 2011, produksi rumput laut ditargetkan sebanyak 3,504 juta ton. "Dengan produksi sebanyak ini, kita optimis ekspor juga bakal terus meningkat," ujar Victor.KKP juga bakal melebarkan tujuan ekspor rumput laut. Selama ini, tujuan ekspor Indonesia hanya ke China dan sebagian ke Filipina. Mulai tahun ini, pemerintah juga mulai melirik pasar Eropa dan Amerika Serikat. "Permintaan dari sana juga sudah mulai bagus," ujar Victor.Untuk menambah nilai tambah rumput laut nasional, pemerintah berencana membatasi ekspor rumput laut mentah pada tahun 2012 mendatang. Selama ini, ekspor rumput laut Indonesia sekitar 80%-nya dalam bentuk rumput laut mentah. Ke depannya pemerintah bakal membatasi ekspor tersebut, sekaligus menggenjot industri pengolahan rumput laut nasional. Arman Arfah, Asosiasi Petani & Pengelola Rumput Laut Indonesia (Aspperli), mengatakan KKP sebaiknya jangan terlalu muluk-muluk menetapkan kenaikan produksi maupun ekspor. Menurutnya, banyak hambatan seperti cuaca ekstrem yang menghadang petani dan pengusaha dalam membudidayakan rumput laut. Sejak tahun lalu, eksportir nasional kerap kesulitan mendapatkan rumput laut sebagai bahan baku ekspor karena di beberapa daerah banyak yang gagal panen. "Saya harap pemerintah lebih realistis menetapkan target. Lihat juga kondisi lapangan," kata Arman. Meski begitu, Bayu mengingatkan dalam melaksanakan ISPO ini setidaknya ada 4 tantangan yang harus dihadapi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun 2011, ekspor rumput laut bisa tumbuh 57,89%
JAKARTA. Ekspor rumput laut sepertinya bakal terus menggeliat pada tahun 2011. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan volume ekspor rumput laut sebanyak 180.000 ton naik 57,89% dari realisasi tahun lalu yang sebanyak 114.000 ton. Dari sisi nilai juga bakal naik menjadi US$ 190 juta dari nilai ekspor tahun lalu yang sebesar US$ 138 juta. Victor Nikijuluw, Sekretaris Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) mengatakan, kenaikan target ekspor tersebut setidaknya disebabkan 3 faktor. Pertama, permintaan dunia atas rumput laut sangat tinggi. Di China misalnya, jumlah pabrik pengolahan rumput laut telah mencapai 600 pabrik. Kondisi ini otomatis bakal mengerek permintaan rumput laut di sana. "Tahun lalu saja kita memasok 85% kebutuhan rumput laut China," ujar Victor, (4/1).Kedua, produksi negara-negara penghasil rumput laut terutama di kawasan Amerika Latin seperti Chili terhambat akibat badai La Nina. Victor bilang pasokan rumput laut dari sana menurun drastis sejak awal tahun lalu. Akibatnya, banyak permintaan yang biasanya dipenuhi Chili menjadi tidak terpenuhi. "Ini bakal jadi peluang pasar baru bagi kita," jelasnya.Di sisi lain, produksi rumput laut Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,082 juta ton melampaui target awal yang sebanyak 2,574 juta ton. Di tahun 2011, produksi rumput laut ditargetkan sebanyak 3,504 juta ton. "Dengan produksi sebanyak ini, kita optimis ekspor juga bakal terus meningkat," ujar Victor.KKP juga bakal melebarkan tujuan ekspor rumput laut. Selama ini, tujuan ekspor Indonesia hanya ke China dan sebagian ke Filipina. Mulai tahun ini, pemerintah juga mulai melirik pasar Eropa dan Amerika Serikat. "Permintaan dari sana juga sudah mulai bagus," ujar Victor.Untuk menambah nilai tambah rumput laut nasional, pemerintah berencana membatasi ekspor rumput laut mentah pada tahun 2012 mendatang. Selama ini, ekspor rumput laut Indonesia sekitar 80%-nya dalam bentuk rumput laut mentah. Ke depannya pemerintah bakal membatasi ekspor tersebut, sekaligus menggenjot industri pengolahan rumput laut nasional. Arman Arfah, Asosiasi Petani & Pengelola Rumput Laut Indonesia (Aspperli), mengatakan KKP sebaiknya jangan terlalu muluk-muluk menetapkan kenaikan produksi maupun ekspor. Menurutnya, banyak hambatan seperti cuaca ekstrem yang menghadang petani dan pengusaha dalam membudidayakan rumput laut. Sejak tahun lalu, eksportir nasional kerap kesulitan mendapatkan rumput laut sebagai bahan baku ekspor karena di beberapa daerah banyak yang gagal panen. "Saya harap pemerintah lebih realistis menetapkan target. Lihat juga kondisi lapangan," kata Arman. Meski begitu, Bayu mengingatkan dalam melaksanakan ISPO ini setidaknya ada 4 tantangan yang harus dihadapi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News