Tahun 2018 berat, Indofarma (INAF) targetkan cetak laba tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Secara perlahan mulai menyusutkan rugi, produsen farmasi PT Indofarma Tbk (Persero) menyiapkan beberapa strategi guna memperoleh laba bersih di tahun ini. Untuk itu emiten berkode INAF ini akan meningkatkan semua lini usahanya.

Herry Triyatno, Direktur Keuangan dan SDM INAF bilang perusahaan sedang melakukan pembenahan portofolio bisnis agar penjualan INAF yang terkonsentrasi pada produk generik lebih ter-diversifikasi.

Mengutip laporan keuangan 2018, obat generik sendiri masuk kategori obat ethical, secara keseluruhan penjualan di segmen obat ethical di tingkat lokal tersebut turun 10,9% year on year (yoy) menjadi Rp 661 miliar.


"Selain itu di 2019 peran penjualan obat branded dan alat kesehatan akan kami tingkatkan, dari kedua sektor tersebut diharapkan dapat memberikan margin yg lebih baik," ujar Herry kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Sepanjang 2018 baik penjualan lokal obat bebas dan alat kesehatan mengalami penurunan, hanya segmen makanan kesehatan yang mengalami kenaikan. Penjualan makanan kesehatan tercatat sebanyak Rp 661 miliar di 2018, naik 22% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 538 miliar.

Secara total penjualan domestik menyumbang 98% dari revenue INAF 2018 atau sekitar Rp 1,57 triliun, namun mengalami penurunan 3% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,62 triliun.

Sedangkan penjualan ekspor terbilang positif meski kontribusinya kecil, pertumbuhan penjualannya 45% yoy menjadi Rp 16 miliar di 2018. Adapun di tahun ini Herry mengatakan bahwa perseroan mencanangkan kinerja yang lebih baik lagi. "Kami berharap dari rugi Rp 32 miliar di tahun 2018 menjadi untung (laba bersih) Rp 8 miliar di tahun 2019," sebutnya.

Sementara itu, terkait rencana investasi pabrik kosmetik, Herry belum dapat membagikan detailnya, yang jelas persiapannya masih on going. Sebelumnya dikabarkan pembangunan pabrik kosmetik INAF akan memanfaatkan lahan pabrik yang kosong di Cikarang.

Pembangunan pabrik baru ini akan didahului dengan pembentukan joint venture (JV) bersama perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) bernama Skin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli