Tahun 2020, Facebook luncurkan mata uang kripto



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Facebook Inc berencana untuk meluncurkan mata uang digital (cryptocurrency) bernama Libra. Peluncuran mata uang digital ini telah memperluas jaringan bisnis Facebook bukan hanya jejaring sosial tetapi meluas hingga ke e-commerce serta pembayaran digital di tingkat global.

Perusahaan ini telah terhubung dengan 28 mitra yang berbasis di Jenewa, Swiss yang disebut Libra Association. Kehadiran asosiasi ini akan mengatur kerja koin digital baru yang akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2020, menurut para para eksekutif.

Facebook juga telah membuat anak perusahaan bernama Calibra, yang akan menawarkan dompet digital untuk menyimpan, mengirim, serta menawarkan Libra. Nantinya Calibra akan terhubung dengan platform Facebook Messenger dan Whatsaap yang kini telah memiliki satu miliar pengguna.


Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California ini punya harapan besar terhadap Libra, namun masih terganjal kebijakan perlindungan privasi dan data pribadi konsumen yang dapat menjadi batu sandungan ke depan.

Meski demikian, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini berambisi agar Libra tidak hanya memperkuat transaksi elektronik antara konsumen kelas menengah atas dengan jejaring bisnis global, tetapi juga menawarkan para konsumen belum tersentuh akses keuangan perbankan.

Penggunaan nama Libra sendiri terinspirasi oleh alat ukur berat di masa Romawi, sebagai tanda astrologi untuk lambang keadilan dan kebebasan, menurut mantan eksekutif PayPal David Marcus yang memimpin proyek Facebook ini.

"Kebebasan, keadilan, dan uang, itulah tepatnya yang kami coba lakukan di sini," kata Marcus, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (18/6).

Untuk meluncurkan mata uang digital ini, Facebook harus rela merogoh kantung lebih dalam sehingga menguras pendapatan dari aplikasi pesan instan milik Facebook. Ini merupakan konsekuensi yang yang sudah terjadi pada aplikasi sosial China seperti WeChat.

Eksekutif Facebook mengklaim telah melapor kepada regulator Amerika Serikat serta luar negeri terkait peluncuran cryptocurrency ini. Sayangnya mereka tidak mau merinci regulator atau lembaga apa untuk tempat mengajukan izin keuangan tersebut.

Vice President Product Blockchain Facebook Kevin Weil berharap pihak regulator global dapat menyetujui rencana ini sehingga produk ini bisa dipasarkan secara luas. "Ini memberi kita dasar untuk pergi dan melakukan percakapan yang produktif dengan regulator di seluruh dunia. Kami sangat ingin melakukan itu,” kata Weil.

Peluncuran Libra datang ketika Facebook tengah bergulat dalam sejumlah skandal, sehingga mereka mesti menghadapi masalah perlindungan privasi dan data pribadi pengguna, kebijakan regulator dan anggota parlemen.

Beberapa penentang Facebook bahkan menyerukan agar perusahaan dikenakan hukuman atau dipecah secara paksa karena kesalahan dalam penanganan data pengguna. Di samping itu, Facebook dinilai tidak mampu menyaring informasi hoaks dalam pemilu Amerika 2019 yang disinyalir dilakukan oleh Rusia.

Akan timbul pertanyaan bagaimana reaksi parlemen atau regulator terhadap rencana Facebook memasuki dunia cryptocurrency yang saat ini belum diatur secara resmi. Terlebih, dalam beberapa tahun terakhir, investor cryptocurrency telah kehilangan ratusan juta dolar akibat ulah peretas dan pasar juga terganggu oleh tuduhan pencucian uang, penjualan obat-obatan terlarang dan pendanaan teroris.

Editor: Tendi Mahadi