Tahun 2022, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Catatkan Laba Bersih Rp 152 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan laba bersih di 2022 sebesar Rp 152 miliar atau naik sebesar 156% dari tahun 2021 yang membukukan rugi bersih Rp 275 Miliar. Hal ini didukung oleh pendapatan usaha sebesar Rp 957 miliar yang naik 146% dari Rp 389,3 miliar.

Selain itu, PJAA memutuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2023, untuk kembali membagikan dividen di tahun ini. Adapun jumlah dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp.29,-/lembar saham atau setara dengan 30% dari total laba bersih.

Direktur Utama PJAA Winarto mengatakan, peningkatan ini merupakan imbas dari keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi dan juga upaya Perseroan dalam melakukan transformasi menghadapi pandemi.


Baca Juga: Tahun Ini, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Bidik Pendapatan Usaha Rp 1,1 Triliun

"Kondisi pandemi yang makin membaik turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi Ancol dengan membantu meningkatkan jumlah kunjungan di 2022," kata Winarto dalam keterangan resmi, Sabtu (20/5).

Selain itu, kata Winarto, PJAA juga melakukan transformasi internal dengan meningkatkan profitabilitas seoptimal mungkin serta menjaga rasio-rasio keuangan sehingga bisa bangkit dari jurang kerugian dan berhasil membukukan laba.

Winarto menerangkan, seiring dengan dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPKM) turut berimbas juga pada jumlah kunjungan wisatawan ke Ancol.

 
PJAA Chart by TradingView

Jumlah pengunjung naik 121% dari 3,52 juta orang ke 7,8 juta di akhir 2022. Hal ini juga diperkuat dengan inovasi yang dilakukan antara lain revitalisasi area Pantai Timur Ancol yaitu Symphony of The Sea yang sudah komplit 100%, kehadiran Water Dancing Fountain, PJAA juga lakukan rebranding dengan memperkenalkan logo baru Ancol Taman Impian pada Juli 2022 serta kehadiran Jakarta Bird Land pada November 2022.

Sementara itu, jumlah liabilitas PJAA turun menjadi sebesar Rp 2,33 triliun, turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,93 triliun. Sementara jumlah ekuitas naik menjadi Rp 1,54 triliun dari Rp 1,49 triliun. Meskipun demikian, jumlah aset turun menjadi Rp 3,89 triliun dari Rp 4,42 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .