KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank optimis ekonomi tahun ini akan jauh lebih membaik meskipun saat ini masih dihadapkan dengan berbagai tantangan. Ada sejumlah sektor yang akan menarik tahun ini yang bisa menopang pertumbuhan kredit mereka ke depan. Walaupun optimis ekonomi membaik, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih memilih konservatif dalam memasang target kredit dengan mempertimbangkan beberapa tantangan yang masih. Kredit dibidik tumbuh sekitar 6%-8%. Namun, penyaluran kredit diperkirakan akan melampaui target jika ekonomi tetap terkendali. Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiatmadja mengatakan, ada sejumlah faktor positif yang dimiliki Indonesia saat ini di tengah tantangan makro secara global seperti kenaikan bunga The Fed dan meningkatnya kasus Omikron.
"Dari dalam negeri, kita ada sedikit
blessing. Prospek pertambangan kita luar biasa, bukan hanya batubara tetapi juga tambang lain seperti nikel, tembaga, besi dan lain-lain. Dengan kebutuhan mobil listrik yang besar sekali di China, kita harus bersyukur karena sebagian besar bahan baku baterai ada di Indonesia," kata Jahja dalam siaran langsung bertajuk Prospek Investasi 2022 yang digelar BCA Sekuritas, Selasa (8/2). Selain itu, sektor perkebunan juga dinilai akan positif seiring dengan kenaikan harga komoditas. Jahja melihat, kedua sektor di atas juga akan turut mendorong sektor lain yang terkait seperti transportasi dan perkapalan.
Baca Juga: Ini Sektor Kredit yang Prospektif di Tahun 2022 Menurut BCA Pertumbuhan sektor-sektor tersebut akan menambah serapan tenaga kerja cukup besar dan pada akhirnya akan mendorong daya beli masyarakat. "Selanjutnya akan terjadi kenaikan pendapatan masyarakat dan itu akan mendorong tingkat konsumsi, bukan lagi
saving," kata Jahja.
Pertumbuhan sektor-sektor ini diharapkan akan mendorong kredit korporasi dan UMKM di BCA. Tahun lalu, kredit investasi di bank ini sudah cukup baik, terutama disumbang dari sektor telekomunikasi dan infrastruktur. Begitupun dengan UMKM.
Sektor lain yang dilihat BCA prospektif adalah perumahan karena kebutuhan hunian bagi kaum millenial meningkat setiap tahun dan masyarakat yang penghasilannya bertambah akan mencari rumah yang lebih besar. Menurut Jahja, hal itu akan mendorong pertumbuhan kebutuhan KPR tahun ini. Peningkatan pendapatan masyarakat juga diyakini akan semakin mendorong permintaan kredit konsumsi lain seperti KKB.
Editor: Handoyo .