Tahun 2023, Pupuk Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 6,25 Triliun



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pupuk Indonesia mencetak laba bersih senilai Rp 6,25 Triliun sepanjang 2023. Realisasi ini menurun secara tahunan dari sebelumnya Rp 18,51 Triliun sepanjang 2022. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR memastikan bahwa laporan kinerja keungan korporasi itu telah melalui audit BPK. "Laporan keuangan Pupuk Indonesia baru selesai diaudit, laporan keuangannya baru keluar tanggal 1 April kemarin, sehingga ini adalah angka-angka audited. Di 2023, pendapatan mencapai Rp79,21 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 6,25 triliun,” kata Rahmad di kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

Baca Juga: Upaya Kementan dalam Mendongkrak Produktivitas Pertanian

Adapun total pendapatan Rp 6,25 Triliun itu setelah dikurangi biaya bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dari total Rp14,58 triliun. Sedangkan, belanja modal atau investasi (capital expenditure atau capex) Pupuk Indonesia sepanjang 2023 mencapai Rp3,91 triliun.  "Capex atau investasi di 2023 mencapai Rp3,91 triliun, aset Rp143 triliun, dan EBITDA Rp14,58 triliun,” ungkapnya. Kata dia, jika melihat pencapaian sepanjang tahun 2020 hingga 2023 terjadi fluktuasi yang cukup signifikan. Utamanya disebabkan oleh beberapa kejadian diluar pupuk yang mengakibatkan harga koomoditas itu berfluktuasi sedemikian hebat. Sehingga, dinamika eksternal itu bisa memengaruhi laporan keuangan perseroan. “Kalau dilihat sepanjang 2020-2023, memang terjadi fluktuasi yang cukup signifikan, utamanya karena ada beberapa eksternal event, kejadian-kejadian di luar pupuk yang mengakibatkan harga komoditas itu fluktuatif sedemikian hebat, sehingga itu memengaruhi dari laporan keuangan yang berfluktuasi,” ungkapnya.


Baca Juga: Anggaran Pupuk Subsidi Mencapai Rp 54 Triliun pada Tahun 2024

Di sisi lain, Rahmad mengatakan bahwa tren selama 5 tahun ini selalu meningkat, meskipun di tiga tahun terakhir itu berfluktuasi. "Yang cukup membanggakan di tahun 2023 ketika komoditas utama produksi pupuk indonesia urea dan amonia turun signifikan. Ternyata rankinh pupuk Indonsia secara global itu justru naik," ujarnya. Rahmad menjelaskan bahwa pada tahun 2022, PT Pupuk Indonesia berada di peringkat 9 besar. Lalu, di tahun 2023 ini naik menjadi 6 besar. "Ini artinya pupuk Indonesia sudah menunjukan kemampuannya untuk mengatasi penurunan dengan lebih bagus dari negara lain di dunia," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .