Tahun 2024, Agung Podomoro Land Lanjutkan Pengembangan Proyek Properti Eksiting



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) masih berfokus melanjutkan pengembangan terhadap proyek-proyek eksisting mereka di tahun 2024 ini. 

Corporate Marketing Director APLN Agung Wirajaya mengatakan, beberapa proyek eksisting yang akan dikembangkan di tahun ini antara lain Kota Podomoro Tenjo, Podomoro Golf View Cimanggis, Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro City Deli Medan, Parkland Podomoro Karawang, dan Borneo Bay City Balikpapan.

Selain itu, sebagai salah satu strategi pertumbuhan bisnis, APLN juga terus mengupayakan perluasan segmen konsumen, khususnya milenial, yang berpotensi diserap cukup besar oleh perseroan. 


Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Sambut Baik Insentif PPN DTP Properti

“Kami sudah memulainya dengan menawarkan hunian dengan harga yang terjangkau di proyek Kota Podomoro Tenjo dengan harga rumah mulai Rp 250 juta, kemudian di Podomoro Park Bandung mulai dari harga Rp 800 juta,” ungkap Agung, kepada Kontan.co.id, Senin (8/1). 

Namun sayang, Manajemen APLN tak menyebut berapa target marketing sales di sepanjang tahun ini. 

Agung hanya menyerukan bahwa pihaknya optimistis keberlanjutan pengembangan proyek eksisting serta strategi perluasan segmen konsumen akan berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan di tahun ini. 

Manajemen APLN juga menyinggung dampak insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah seharga Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar terhadap pembelian APLN di tahun lalu. 

 
APLN Chart by TradingView

Menurut Agung, insentif yang dihadirkan pemerintah cukup positif mendorong pembelian properti-properti milik Agung Podomoro di akhir tahun 2023. 

Selain itu, dengan masih berlanjutnya insentif berupa Down Payment 0% sampai akhir tahun 2024, APLN melihat insentif tersebut tetap menjadi stimulus bagi masyarakat untuk membeli properti, mengingat Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal III-2023 yang menunjukkan skema pembiayaan utama dalam pembelian properti adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa pasar 75,70% dari total pembiayaan. 

“Kami berharap suku bunga acuan tetap terkendali sepanjang tahun ini sehingga tetap menjaga daya beli konsumen,” jelasnya.

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .