Tahun baru, harga kertas naik 5%



JAKARTA. Produsen kertas bersiap mengerek harga jual di 2015. Kenaikan harga menyusul pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS), serta dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Produsen kertas yang bersiap mengerek harga adalah PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Perusahaan ini berencana menaikkan harga kertas sekitar 5% pada 2015 mendatang. Hanya saja, Marco Hardy, Sekretaris perusahaan PT Fajar Surya Wisesa Tbk belum memastikan kapan kenaikan harga jual kertas diberlakukan.

Saat ini harga kertas Fajar Surya sebesar Rp 5.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga ini menyusul kenaikan biaya produksi perseroan dari komponen biaya bahan baku. Maklum, sebagian bahan baku kertas perseroan masih impor.


"Pengaruh penguatan dollar Amerika Serikat ke biaya produksi mencapai 18%," katanya kepada KONTAN, Selasa (30/12). Selain penguatan dolar AS, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi operasional perseroan ini. Terutama pada kenaikan biaya distribusi.

Tak hanya Fajar Surya Wisesa yang akan menaikkan harga jual kertas. Produsen kertas yang lain berencana melakukan hal serupa. "Hampir semua anggota kami akan menaikkan harga, karena tidak tahan dengan segala kenaikan biaya produksi," kata Rusli Tan, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).

Rencana kenaikan harga kertas juga disampaikan pelaku industri percetakan. Jimmy Juneanto, Presiden Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) bilang, produsen kertas telah memberikan sinyal kenaikan harga kertas mulai Januari 2015.

"Kejelasannya akan disampaikan ke kami minggu pertama bulan Januari 2015," terang Jimmy. Jimmy berharap, kenaikan harga kertas tak akan lebih dari 10%. Jika kenaikan harga kertas itu lebih tinggi dari 10%, bisa berdampak negatif pada bisnis percetakan dan juga bisnis kertas itu sendiri.

Dalam proyeksi Jimmy, jika harga kertas naik lebih dari 10%, maka kertas impor akan masuk ke Indonesia dengan tawaran harga yang lebih murah. "Nah, industri kertas lokal mau enggak pasar kertasnya diambil oleh kertas impor," jelas Jimmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie