JAKARTA. Menjelang akhir tahun sepertinya menjadi masa terberat bagi emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia. Laju pasar saham yang tak menentu menjadi biang kerok para penghuni baru tersebut tak mampu meraup dana maksimal dari aksi initial public offering (IPO). Contohnya PT Blue Bird Tbk (BIRD). Dari IPO belum lama ini, operator taksi tersebut hanya bisa meraup dana Rp 2,45 triliun. Padahal, semula BIRD membidik Rp 3,82 triliun-Rp 4,94 triliun. Demikian pula PT Soechi Lines Tbk (SOCI). Emiten pelayaran ini hanya meraup dana IPO sekitar Rp 582,45 miliar dari target maksimal Rp 2 triliun. Agar agenda ekspansi terjaga, SOCI harus mencari pinjaman baru antara US$ 50 juta-US$ 60 juta.
Tahun berat bagi penghuni bursa
JAKARTA. Menjelang akhir tahun sepertinya menjadi masa terberat bagi emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia. Laju pasar saham yang tak menentu menjadi biang kerok para penghuni baru tersebut tak mampu meraup dana maksimal dari aksi initial public offering (IPO). Contohnya PT Blue Bird Tbk (BIRD). Dari IPO belum lama ini, operator taksi tersebut hanya bisa meraup dana Rp 2,45 triliun. Padahal, semula BIRD membidik Rp 3,82 triliun-Rp 4,94 triliun. Demikian pula PT Soechi Lines Tbk (SOCI). Emiten pelayaran ini hanya meraup dana IPO sekitar Rp 582,45 miliar dari target maksimal Rp 2 triliun. Agar agenda ekspansi terjaga, SOCI harus mencari pinjaman baru antara US$ 50 juta-US$ 60 juta.