Tahun depan, 200 ribu unit LCGC beredar dijalanan



JAKARTA. Kementerian Perindustrian kembali mengklaim kebijakan pemerintah soal mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tidak berdampak terlalu besar pada kemacetan.Direktur Jenderal Industri Unggulan BerbasisTeknologi Tinggi (IUBTT)  Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menjelaskan, kemacetan sudah terjadi sebelum adanya mobil murah.Dia memperkirakan, penjualan mobil murah hingga akhir tahun sebanyak 40.000 unit, atau hanya sekitar 0,4% jika dibanding dengan penjualan mobil konvensional yang mencapai 10 juta unit. “Tahun depan penjualan mobil 11 juta unit, LCGC (mobil murah) 200.000 unit. Jadi, LCGC cuma 3% dari populasi mobil secara nasional. Gimana bikin macet? Justru yang 97 persen itu yang bikin macet. Jadi, yang bikin macet bukan LCGC,” kata Budi, di Jakarta, kemarin (26/11).Dari sisi produksi, Budi mengatakan, perusahaan agen tunggal pemegang merek (ATPM) pun hanya merencanakan untuk memproduksi sekitar 10 hingga 15 persen dari total mobil yang diproduksi. Hal itu kata dia, karena memproduksi mobil konvensional jauh lebih menguntungkan ketimbang mobil murah. “LCGC itu tidak akan lebih dari 10 persen dari kapasitas nasional karena memang didesain segitu. Dari produsennya punya merek lain. LCGC itu hanya 1000 cc dan 1200 cc. Produsen mobil memproduksi mobil mulai dari 600 cc – 3000 cc,” terang Budi. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan