Tahun depan, aset bank syariah berpotensi tumbuh



JAKARTA. Aset perbankan syariah kian mengembang. Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) memprediksi pada tahun 2017 aset perbankan syariah bisa tumbuh 12%–15% atau sebesar Rp 35 triliun–Rp 40 triliun dibandingkan tahun 2016.

Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 30 September 2016 total aset industri perbankan syariah mencapai Rp 331,76 triliun, naik 17,58% dari setahun lalu.

Ketua Bidang Sertifikasi Profesi Asbisindo Putu Rahwidhiyasa mengungkapkan, asumsi pertumbuhan aset perbankan syariah tahun depan didasari atas penyelesaian konsolidasi sejumlah bank umum syariah (BUS).


Putu memperkirakan dari hasil konsolidasi tersebut nilai aset BUS bertambah paling tidak Rp 4 triliun–Rp 5 triliun. Meski enggan menyebut nama, Putu membocorkan, tahun depan diperkirakan akan ada beberapa bank konvensional yang akan berkonversi menjadi BUS dengan potensi pertambahan aset Rp 8 triliun.

“Ditambah ekspansi pembiayaan ke sejumlah segmen seperti modal kerja UKM dan multiguna yang masing-masing nilainya mencapai Rp 5 triliun–Rp 7 triliun,” jelas Putu, Senin (21/11).

Tidak hanya itu, di tahun depan akan ada ekspansi pembiayaan mikro sebesar Rp 8 triliun. Plus ekspansi pembiayaan di sektor properti dan kendaraan roda dua dan roda empat sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 12 triliun.

“Itu yang diperkirakan mampu mendorong bisnis perbankan syariah di tahun depan,” imbuh Putu.

Hingga September 2016, pertumbuhan aset perbankan syariah ditopang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 263,52 triliun alias tumbuh 20,16%. Adapun dari segi pembiayaan jumlahnya naik 12,91%.

Pencapaian aset tersebut dinilai Asbisindo merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Artinya, secara pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional telah mencapai 5,3%.

Menurut Sekretaris Jenderal Asbisindo Ahmad K. Permana, pangsa pasar di atas 5% itu didorong dari dua hal, antara lain adanya konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh menjadi bank syariah Aceh dan pertumbuhan dana haji yang cukup signifikan.

“Ini banyak didukung oleh konversi BPD Aceh, pertumbuhan dana haji yang men-support industri,” kata Permana.

Permana menambahkan, rasio kredit bermasalah (NPF) bak syariah sudah menunjukan penurunan. Per September 2016 NPF bank syariah tercatat sebesar 4,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie