Tahun depan, Asian Agri akan fokus pada 3 hal ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun mendatang, Asian Agri akan fokus melaksanakan program-program yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki.

Perusahaan perkebunan ini dikenal sebagai perusahaan yang memiliki kemitraan yang kuat dengan petani, memiliki komitmen dalam pembangunan berkelanjutan, dan menjaga keefisienan.

"Ada begitu banyak program yang akan dijalankan oleh Asian Agri ke depannya, tetapi semuanya harus sesuai dengan tiga fokus kami," ujar Mohamad Fadhil Hasan yang baru diangkat sebagai Corporate Affairs Director Asian Agri, Senin (20/11).


Menurut Fadhil, saat ini Asian Agri pun sedang fokus pada komitmen kemitraan 1:1. Asian Agri akan berkomitmen bermitra dengan petani rakyat dengan luas lahan inti sama dengan luas lahan plasma.

Saat ini Asian Agri memiliki lahan inti seluas 100.000 hektare, dengan luas lahan milik petani plasma 60.000 ha, dan luas lahan petani mandiri 25.000 ha.

Asian Agri menargetkan akan mampu menggandeng petani plasma dan swadaya menjadi mitra dalam mengelola kebun kelapa sawit seluas 100.000 hektare pada tahun 2018.

"Ada banyak kesulitan menggandeng petani rakyat. Namun yang utamanya adalah masalah kepercayaan antara petani dan perusahaan," jelas Fadhil.

Fadhil berpendapat, kemitraan dengan petani yang diterapkan Asian Agri bukanlah sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan sebuah model bisnis yang bisa saling menguntungkan kedua pihak.

Bahkan, kemitraan ini dianggap dapat menyukseskan program pemerintah yang menyoroti masalah ketimpangan petani dan perusahaan-perusahaan perkebunan sawit.

Fadhil mengatakan Asian Agri selalu menjalankan sistem berkelanjutan. Dia bilang, hingga saat ini sudah mendapatkan seluruh sertifikat keberlanjutan yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi sawit.

Asian Agri pun terus mengembangkan benih yang dimilikinya. Dengan begitu maka Asian Agri akan mampu meningkatkan produktivitas kebun sawit dan menekan ongkos produksi. Saat ini Asian Agri memiliki produktivitas 5 - 6 ton CPO per ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto