JAKARTA. Minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia yang masuk ke Pakistan mendapat potongan bea masuk. Ini setelah Indonesia dan Pakistan menyepakati kerjasama perdagangan di bidang tertentu atau disebut Preferential Trade Agreement (PTA).Kesepakatan PTA itu diteken oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Mahendra Siregar dan Wakil Menteri Perdagangan Pakistan Zafar Mehmood, Jumat (16/9) akhir pekan lalu. PTA ini akan mulai berlaku pada awal 2012 mendatang.Mahendra menilai, perdagangan kedua negara akan meningkat seiring dengan penekenan PTA ini. "Kami yakin bahwa ini akan menjadi pembuka jalan bagi peningkatan volume dan perdagangan dua arah yang saling menguntungkan dalam waktu dekat dapat terealisir," kata Mahendra.Dalam kesepakatan itu, Indonesia akan memperoleh pemotongan tarif 15% sejak tahun pertama PTA berlaku. Hal ini berbeda dengan Malaysia yang memperoleh pemotongan tarif 15% secara bertahap selama tiga tahun. Sebagai imbal baliknya, Indonesia menawarkan bea masuk nol persen untuk jeruk kino asal Pakistan. "Saat ini jeruk asal China tidak dikenakan tarif masuk ke Indonesia, untuk mampu bersaing, Pakistan juga mengharapkan tidak akan kena bea masuk," kata Zafar. Sebelumnya, Indonesia mengenakan tarif 15% hingga 20% untuk Jeruk Kino.Zafar mengungkapkan impor CPO dari Indonesia sangat kecil yakni sekitar 5% dari pangsa impor CPO secara keseluruhan. Padahal, sebelumnya impor CPO dari Indonesia mencapai 55% dari pangsa impor CPO Pakistan. Dengan adanya PTA ini, Zafar optimis, impor CPO dari Indonesia mampu kembali ke kondisi semula.Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami berharap,nilai ekspor Indonesia ke Pakistan bisa meningkat menjadi US$ 1 miliar. Saat ini, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan sekitar US$ 600 juta. "Kami berharap nilai ekspor bisa kembali ke kondisi 2007 sekitar hampir mendekati US$ 1 miliar," ungkap Gusmardi. Sayangnya, Gusmardi masih belum bisa menghitung berapa besar kenaikan ekspor CPO.Setelah PTA ini selesai, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dari PTA menjadi Free Trade Agreement (FTA). Dalam kerangkan FTA, Indonesia dan Pakistan akan berunding soal pemotongan tarif yang belum terakomodir dalam kerangka PTA.Asal tau saja, Perundingan PTA antara Indonesia dan Pakistan sempat distop pada Juni lalu. Pasalnya, hingga tujuh kali pertemuan belum menemui kata sepakat. Setelah pertemuan ke delapan, akhirnya Indonesia dan Pakistan memukan kata sepakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun depan, bea masuk CPO ke Pakistan akan dipangkas
JAKARTA. Minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia yang masuk ke Pakistan mendapat potongan bea masuk. Ini setelah Indonesia dan Pakistan menyepakati kerjasama perdagangan di bidang tertentu atau disebut Preferential Trade Agreement (PTA).Kesepakatan PTA itu diteken oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Mahendra Siregar dan Wakil Menteri Perdagangan Pakistan Zafar Mehmood, Jumat (16/9) akhir pekan lalu. PTA ini akan mulai berlaku pada awal 2012 mendatang.Mahendra menilai, perdagangan kedua negara akan meningkat seiring dengan penekenan PTA ini. "Kami yakin bahwa ini akan menjadi pembuka jalan bagi peningkatan volume dan perdagangan dua arah yang saling menguntungkan dalam waktu dekat dapat terealisir," kata Mahendra.Dalam kesepakatan itu, Indonesia akan memperoleh pemotongan tarif 15% sejak tahun pertama PTA berlaku. Hal ini berbeda dengan Malaysia yang memperoleh pemotongan tarif 15% secara bertahap selama tiga tahun. Sebagai imbal baliknya, Indonesia menawarkan bea masuk nol persen untuk jeruk kino asal Pakistan. "Saat ini jeruk asal China tidak dikenakan tarif masuk ke Indonesia, untuk mampu bersaing, Pakistan juga mengharapkan tidak akan kena bea masuk," kata Zafar. Sebelumnya, Indonesia mengenakan tarif 15% hingga 20% untuk Jeruk Kino.Zafar mengungkapkan impor CPO dari Indonesia sangat kecil yakni sekitar 5% dari pangsa impor CPO secara keseluruhan. Padahal, sebelumnya impor CPO dari Indonesia mencapai 55% dari pangsa impor CPO Pakistan. Dengan adanya PTA ini, Zafar optimis, impor CPO dari Indonesia mampu kembali ke kondisi semula.Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami berharap,nilai ekspor Indonesia ke Pakistan bisa meningkat menjadi US$ 1 miliar. Saat ini, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan sekitar US$ 600 juta. "Kami berharap nilai ekspor bisa kembali ke kondisi 2007 sekitar hampir mendekati US$ 1 miliar," ungkap Gusmardi. Sayangnya, Gusmardi masih belum bisa menghitung berapa besar kenaikan ekspor CPO.Setelah PTA ini selesai, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dari PTA menjadi Free Trade Agreement (FTA). Dalam kerangkan FTA, Indonesia dan Pakistan akan berunding soal pemotongan tarif yang belum terakomodir dalam kerangka PTA.Asal tau saja, Perundingan PTA antara Indonesia dan Pakistan sempat distop pada Juni lalu. Pasalnya, hingga tujuh kali pertemuan belum menemui kata sepakat. Setelah pertemuan ke delapan, akhirnya Indonesia dan Pakistan memukan kata sepakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News