Tahun depan, dana kelolaan (AUM) reksadana diproyeksikan bisa capai Rp 600 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para analis sepakat, pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana tahun depan akan lebih baik dari tahun ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM industri reksadana pada November telah mencapai Rp 520,48 triliun. Namun, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan jumlah tersebut masih berpotensi bertambah. Pasalnya, salah satu AUM DIRE belum dijumlahkan karena laporannya yang belum masuk.

Hitungan Wawan, DIRE tersebut memiliki AUM mencapai Rp 11 triliun. Artinya, jika laporannya sudah tiba dan dijumlahkan, maka total AUM November akan menembus Rp 530 triliun. Angka tersebut merupakan yang tertinggi pada tahun ini. 


Sebelumnya, AUM tertinggi tahun ini terjadi pada Januari silam, di mana jumlahnya mencapai Rp 526,63 triliun.

Baca Juga: Dana kelolaan (AUM) industri reksadana pada November berpotensi tembus Rp 530 triliun

Dengan menyisakan satu bulan lagi, Wawan memperkirakan pada tahun ini AUM industri reksadana akan mencapai Rp 535 triliun - Rp 540 triliun. 

Sementara untuk tahun depan, Wawan optimistis industri reksadana masih akan terus mengalami perkembangan yang positif. 

“Dengan prospek pemulihan ekonomi yang mulai berjalan, kinerja reksadana akan diuntungkan oleh keadaan tersebut. Selain itu, dengan masih rendahnya suku bunga deposito, masyarakat akan banyak yang beralih ke instrumen reksadana, dus AUM pun akan mengalami pertumbuhan yang positif,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (8/17).

Setali tiga uang, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga melihat tren kenaikan AUM masih akan terjadi pada tahun depan. Ia berkaca dari kondisi beberapa waktu ke belakang, di mana saat keadaan masih dalam tahap tekanan, AUM masih bisa mencatatkan kenaikan selepas terjun bebas pada Maret silam.

“Apalagi tahun depan IHSG diperkirakan masih akan naik. Prediksi Panin AM akan di kisaran 6.300 - 6.500. Sementara untuk reksadana pendapatan tetap diperkirakan masih bisa naik antara 5%- 8%. Penerbitan produk terproteksi juga akan mulai pulih dan berjalan normal, sehingga kenaikan dana kelolaan masih akan terjadi,” tambah Rudiyanto.

Terkait jenis reksadana yang kinerjanya menjanjikan pada tahun depan, Rudiyanto memperkirakan semua reksadana berpotensi berkinerja baik. Hanya saja, reksadana saham tetap akan memiliki volatilitas yang tinggi. Sedangkan Wawan menilai, reksadana pendapatan tetap berpeluang punya prospek yang lebih menarik dibandingkan reksadana saham.

“Reksadana pendapatan tetap menarik karena masih ada ruang untuk suku bunga acuan kembali turun. Lalu, tidak ada jaminan bahwa vaksin akan langsung membuat pertumbuhan ekonomi naik secara pesat. Memang, reksadana saham selalu menarik ketika sedang fase pemulihan ekonomi, tapi kan tahun depan masih penuh ketidakpastian, jadi risiko untuk reksadana saham tetap tinggi,” jelas Wawan.

Wawan memproyeksikan, pada tahun depan AUM industri reksadana diharapkan bisa menuju Rp 600 triliun.

Selanjutnya: Berikut reksadana paling kuat di tahun ini dan prospeknya di tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi