Tahun depan, Erick Thohir targetkan 30 BUMN terlibat program PaDi UMKM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian BUMN berkolaborasi dalam upaya membantu pemulihan serta mengembangkan koperasi dan UMKM akibat dampak dari pandemi Covid-19. Dari kolaborasi tersebut salah satunya diinisiasi program Pasar Digital (PaDI) UMKM sebagai bentuk riil dari kerjasama antara dua kementerian ini.

Menteri BUMN Erick Tohir menyebutkan, tahun ini program PaDi UMKM akan diawali dengan keterlibatan sembilan BUMN. Tahun depan ditargetkan menjadi 30 BUMN ikut terlibat dalam program PaDi.

Lewat program tersebut, UMKM mendapatkan kesempatan memaksimalkan peluang dari capex (capital expenditure) atau belanja modal dari perusahaan-perusahaan BUMN.


"Jadi kita kita sudah mengeluarkan permen (peraturan menteri) dimana tender senilai Rp 250 juta sampai Rp 14 miliar itu tidak boleh diikuti BUMN, tapi kita harus dorong UMKM yang ikut tender. Bertahap tahun ini baru 9 perusahaan tahun depan 30. Nanti pertengahan tahun depan sampai terakhir itu semuanya BUMN itu nilainya Rp 18 triliun," jelas Erick saat teleconfere penandatanganan kesepakatan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (14/8).

Baca Juga: Pemerintah siapkan anggaran Rp 356,5 triliun untuk pemulihan ekonomi di RAPBN 2021

Selain itu pada tahun depan, akan ada sinergi antara Smesco Indonesia dengan Sarinah. Smesco akan berperan sebagai coaching dan lab atau pusat training UMKM, sedangkan Sarinah menjadi pusat trading produk UMKM.

"Kita lakukan bagaimana sinergi daripada Smesco yang menjadi tempat training agar UMKM naik kelas dan nanti di Sarinah jadi tradingnya dan kurator untuk ke pasar internasional. Bersama-sama dan Insya Allah ini menjadi pekerjaan yang mudah kita bisa lakukan, mohon dukungannya," imbuh Erick.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, permasalahan yang dirasakan UMKM diketahui beragam, mulai dari akses pembiayaan, hingga akses ke pasar.

Selain program-program tersebut, Teten juga menambahkan akan ada sinergi dengan Kementerian BUMN mengenai pembiayaan bagi usaha mikro dan ultra mikro.

Ia berharap nantinya perusahaan BUMN dapat menjadi offtaker dan dapat menampung produk-produk koperasi, petani, nelayan, UKM produsen, maupun kelompok tani dan Gapoktan.

"Ini yang paling penting dari program ini, yang diminta ke kami berdua yaitu serap produk pangan, pertanian, peternakan, perikanan, diserap lewat koperasi dan offtakernya adalah BUMN pangan nanti sebagian akan masuk ke pasar tradisional lewat aplikasi digital BGR (BGR Logistics)," kata Teten.

UMKM diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari hulu hingga hilir di kegiatan ekonomi. Jumlah warung tradisional saat ini ada sekitar 3,5 juta unit dan menghadapi persaingan dengan ritel modern yang menawarkan barang lebih murah. Sektor usaha warung tradisional, kata Teten, harus dilakukan penguatan lantaran termasuk dalam ekonomi masyarakat kecil.

"Maka kami ditugaskan berdua oleh Pak Presiden untuk protect ini, ke depan ini akan jadi jaringan distributor pangan, jadi operasi pasar atau pengendalian harga bisa lewat ini, nanti dengan Bulog yang bertugas kendalikan harga pasar bisa lewat ini," ungkapnya.

Teten berharap, kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian BUMN dapat berjalan sesuai dengan harapan, dan dapat membawa manfaat yang besar bagi masyarakat luas, khususnya pelaku KUMKM, agar dapat bangkit dan memulihkan perekonomian nasional.

Baca Juga: Bank Mandiri sambut pelonggaran penyaluran KUR ke sektor perdagangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat