Tahun Depan, Harga CPO dan Karet Masih Berpotensi Naik



JAKARTA. Meski tak sekencang komoditas keras seperti emas, harga komoditas lunak seperti minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan karet masih berpotensi naik tahun depan.

Berdasarkan data Bloomberg kemarin, harga CPO di bursa komoditas Malaysia untuk pengiriman Desember 2009 naik 1,12% ke US$ 683,01 per ton dari posisi sebelumnya di US$ 675,43 per ton. Bahkan, harga kontrak karet untuk pengiriman Desember 2009 berhasil menembus level tertinggi sejak kontrak ini mulai diperdagangkan di bursa komoditas Tokyo Juni 2009.

Harga karet pada pukul 20.00 WIB kemarin, berada di posisi US$ 2,69 per ton, naik 64% dari posisi US$ 1,64 per ton Juni 2009 lalu (25/6).


Ibrahim, Analis Asia Kapitalindo mengatakan, selain melemahnya dollar AS, kenaikan CPO terdorong meningkatnya permintaan Jepang. Sejak Maret, permintaan CPO Jepang meningkat 30%.

Sedangkan kenaikan karet terjadi akibat beberapa faktor. Pertama, tingginya curah hujan yang membuat produksi karet terganggu dan menurun. Thailand, negara produsen karet terbesar dunia, sudah menaikkan harga jual akibat pasokan yang makin minim.

Kedua, kenaikan akibat rencana Amerika Serikat (AS) meluncurkan stimulus otomotif. Negeri Uwak Sam itu memberikan insentif pada konsumen yang menukar mobil bekas dengan mobil baru.

Ketiga, kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini mau tidak mau mengerek harga komoditas lain.

Tahun depan, potensi harga CPO, menurut Herry Setiawan analis Indosukses Futures, masih bisa naik. Banyak negara menimbun CPO karena harganya relatif murah.

Ia memprediksi, CPO bisa menuju US$ 800 per ton tahun depan. Adapun Ibrahim memilih level lebih moderat, yakni US$ 737 per ton. Untuk karet, keduanya belum mau meramal. Tapi, jika program stimulus otomotif AS lancar, harga karet bakal terus naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan