Tahun depan, jatah batubara dalam negeri sebesar 82 juta ton



JAKARTA. Jatah domestik batubara pada tahun depan naik sebesar 3,07 juta ton bila dibandingkan tahun ini. Besarnya jatah batubara buat dalam negeri sebesar 82 juta ton."Kebutuhan batubara itu untuk memasok ke PLN, industri metalurgi, semen dan lainnya yang membutuhkan. Jumlah itu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen dalam negeri," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite akhir pekan lalu.Sayangnya, Thamrin enggan memberikan secara detail berapa jumlah kebutuhan batu bara untuk masing-masing konsumen. Ia hanya mengatakan jatah DMO batubara paling besar adalah PLN. Sebab, dia bilang tahun depan beberapa pembangkit batubara PLN segera beroperasi sehingga membutuhkan pasokan yang banyak.Asal tahu saja, pada tahun 2011, batubara paling banyak dialokasikan untuk pembangkit tenaga listrik yakni sebesar 66,82 juta ton. PLN mendapatkan jatah batubara sebanyak 55,82 juta ton. Sisanya adalah untuk PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Pusaka Palu Jaya Power.Sementara itu, industri semen mendapatkan jatah sebesar 8,86 juta ton dan industri tekstil sebesar 1,97 juta ton. Industri pupuk dan pulp mendapatkan jatah masing-masing 920.000 ton dan 600.000 ton.Meski jumlah volume pasokan domestik pada 2012 naik, namun secara presentase komposisi antara ekspor dan domestik turun dibandingkan dengan tahun 2011. Tahun ini, target produksi batubara sebesar 270 juta ton. Ekspor batubara sebesar 191,03 juta ton. Sedangkan domestik sebesar 78,97 juta ton atau sekitar 29,2%.Di tahun depan, Kementrian ESDM menargetkan produksi batubara sebesar 332 juta ton. "Untuk ekspor sebanyak 250 juta ton dan 82 juta ton untuk dalam negeri," kata Thamrin. Dengan demikian, industri dalam negeri hanya mendapatkan jatah batubara sebesar 24,6 juta ton. Merujuk pada data Kementerian ESDM, ekspor batubara pada 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan lebih dari 50 juta ton dibandingkan tahun ini. Hingga Mei 2011, realisasi batubara domestik lebih rendah dibandingkan dengan realisasi ekspor. Per Mei 2011, realisasi domestik batu bara baru 23 juta ton atau sekitar 29% dari target dmo tahun ini. Berbeda dengan realisasi ekspor, Pada Mei 2011, sudah mencapai 77,51 juta ton atau sekitar 40,5%. "Ekspornya macam-macam, Ada yang ke China, Jepang, dan India," lanjut Thamrin.Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Sahala mengaku kondisi ekspor lebih bagus dibandingkan dengan pasar dalam negeri terutama kondisi Jepang sudah mulai normal sejak terhantam gempa 11 Maret lalu.Tidak hanya permintaa naik dari Jepang, faktor tingginya realisasi ekspor karena permintaan dari batubara dari negara Timur Tengah juga ada. Begitupun juga dengan permintaan batubara dari negara-negara ASEAN seperti Vietnam dan Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can