Tahun Depan, PTBA Targetkan Produksi Batubara 11,5 Juta Ton



JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) semakin giat melakukan ekspansi usaha. Pada awal minggu ini, perusahaan batubara itu mengakuisisi 51% saham PT International Prima Coal. Nilai transaksinya mencapai US$ 17,85 juta. Untuk pendanaannya, emiten berkode saham PTBA ini menggunakan dana internal. "Kebetulan kas internal kami mencukupi," kata Eko Budiwijayanto, Sekretaris Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam di Jakarta, hari ini. Eko menambahkan, hingga saat ini, PTBA hanya mengeluarkan biaya untuk akuisisi. "Biaya operasionalnya nanti ada hitungan tersendiri" ujarnya.

Langkah tersebut dilakukan PTBA untuk meningkatkan produksi batubaranya. Sekadar informasi, saat ini, PTBA memproduksi sekitar 10,5 juta ton batubara per tahun. Dengan akuisisi ini, ditargetkan produksi batubara akan naik. Namun, menurut Eko dampak akuisisi IPC ini baru akan terasa tahun depan. Sebab, sampai sekarang, IPC belum melakukan penambangan. "IPC masih eksplorasi, sekitar enam bulan hingga satu tahun lagi baru bisa ditambang," imbuh Eko.

Memang, kini, PTBA sedang mencari-cari tambang baru. Perusahaan itu lebih menargetkan untuk mendapatkan lokasi pertambangan di wilayah Kalimantan. Selama ini, tambang batubara PTBA kebanyakan terfokus di pulau Sumatra, terutama di daerah Tanjung Enim.


Selama ini, PTBA memiliki produk batubara beragam tingkat kalorinya, mulai dari 4.800 kkal/kg hingga 7.000 kkal/kg. Sedangkan batubara yang ada di tambang IPC memiliki kalori antara 4.800 hingga 6.000 kkal/kg. Rencananya, tambang PT International Prima Coal ini akan berproduksi satu juta ton di tahun pertama dan terus ditingkatkan hingga dua juta ton per tahun. Jadi, paling tidak, tahun depan PTBA bisa menghasilkan 11,5 juta ton batubara.

Eko sendiri optimis target tersebut bisa tercapai. Hal itu bukan tanpa alasan. "Jarak yang cukup dekat dengan dermaga menjadi keuntungan buat PTBA," papar Eko. Sebab, jarak yang dekat bisa menekan biaya operasi.

Sementara itu, Ryan Ariadi Suwarno Analis Dongsuh Kolibindo menilai langkah yang diambil PTBA sangat tepat. Dia bilang, saat ini produk batubara di Sumatera mayoritas memiliki kalori rendah, karena tergolong batubara muda. “Dengan adanya tambahan batubara dari tambang Kalimantan ini, PTBA bisa mencampur keduanya dan meningkatkan harga jual," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie