Tahun depan, SMF sekuritisasi aset Rp 1,8 triliun



MALANG. Target sekuritisasi aset PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) tahun ini gagal tercapai. Sampai akhir tahun ini, SMF memperkirakan hanya bisa melakukan sekuritisasi aset dalam bentuk efek beragun aset (EBA) senilai Rp 200 miliar.

Padahal, SMF menargetkan bisa melakukan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp 2 triliun dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Nah, sisa target penerbitan EBA sebesar Rp 1,8 triliun yang belum tercapai tahun ini akan diterbitkan pada tahun depan.

Raharjo Adisusanto, Direktur Utama Sarana Multigriya Finansial, mengatakan, kondisi ekonomi yang masih gonjang-ganjing membuat sekuritisasi aset KPR dengan BTN tertunda. "Menimbang likuiditas yang masih bagus dan khawatir rasio kredit macet (NPL) meningkat tahun ini, BTN menunda sekuritisasi aset," ujar dia, Jumat (9/10).


Selain BTN, ada beberapa bank yang sudah mendekati SMF dan tertarik melakukan kerjasama sekuritisasi aset KPR. Kata Raharjo, ada enam bank yang masuk kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dan BUKU III yang menyatakan minat. Tapi hingga kini belum terealisasi karena kondisi ekonomi belum membaik.

Meski bisnis sekuritisasi aset seret, lini bisnis SMF yang lain masih tumbuh. Misal, penyaluran pembiayaan yang hingga September 2015 naik 20,33% menjadi Rp 2,1 triliun. Penyaluran pembiayaan itu sudah setara 98,66% dari target sampai akhir 2015.

Laba bersih SMF pun masih meningkat 46,56% menjadi Rp 192 miliar. "Laba bersih kuartal III-2015 iniĀ  telah mencapai 96,54% dari target, kami yakin sampai akhir tahun target laba bersih dan penyaluran pinjaman bisa tercapai," ujar Raharjo.

Optimisme ini tercetus lantaran, pada kuartal IV-2015, SMF berencana menyalurkan pembiayaan ke tiga bank pembangunan daerah (BPD). Mereka adalah BPD Bali, BPD Jawa Tengah dan BPD Kalimantan Barat.

"Bentuk kredit BPD saat ini kredit multiguna. Nah, kami berusaha memberikan likuiditas kepada BPD agar memperbesar penyaluran KPR di daerah," ujar dia.

Raharjo berharap, program pembangunan sejuta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa meningkatkan peran bank daerah dalam menyalurkan KPR.

Hingga saat ini, sudah ada enam bank BPD yang sudah menarik pinjaman ke SMF. Yakni, Bank DKI, Bank Nagari, Bank NTB, Bank Kalsel, Bank Kalbar, dan Bank Provinsi DIY. Pembiayaan ke enam BPD tersebut memenuhi porsi 5%-10% dari total pembiayaan SMF.

Selain ke BPD, SMF juga bakal menyalurkan pembiayaan sekunder kepada tiga multifinance. Yakni, PT MNC Multifinance, PT Tiara Marga Trakindo (TMT Grup) dan PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI).

Kata Raharjo, untuk MNC Finance, SMF akan menyalurkan pembiayaan Rp 100 miliar pada tahun ini. Sementara untuk IMFI baru penandatanganan nota kesepahaman (MoU) atas penyaluran pinjaman. "Indomobil sudah menyiapkan karyawannya untuk dilatih di bidang KPR dan tinggal masalah pencairan pinjaman saja," ujar dia.

Pembiayaan bagi multifinance ini, imbuh Raharjo, masih sangat minim. Sebagian besar pembiayaan SMF mengalir ke perbankan, baik bank pelat merah, BPD, maupun perbankan syariah.

Hingga saat ini, SMF sudah menyalurkan pinjaman ke 18 multifinance untuk pembiayaan perumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan