KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Solusi Sinergi Digital Tbk (
WIFI) (Surge) menilai, porsi kontribusi pendapatan perusahaan di tahun depan akan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini lantaran ceruk pendapatan baru dari pilar layanan konektivitas akan mulai berkontribusi pada 2022 mendatang. "Untuk tahun 2022, struktur kontribusi ini akan bergerak lumayan signifikan, karena di tahun depan pilar bisnis konektivitas ini kontribusinya akan mulai masuk," ungkap Direktur Utama Surge Hermansjah Haryono, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (8/12). Sebagaimana diketahui, Surge melalui anak usaha mereka, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave) tengah menggenjot pembangunan jaringan fiber optik di sepanjang rel kereta api di pulau Jawa. Pihaknya menargetkan keseluruhan jaringan ini akan selesai pada kuartal pertama tahun depan.
"Hingga kini, progres pembangunan sudah selesai mencakup ruas Manggarai - Bogor, Manggarai - Cikarang, DKI Jakarta; dan Cikarang - Bandung," sambungnya.
Baca Juga: Surge (WIFI) membangun 1.580 edge data center klasifikasi Tier 2 Dia menambahkan, dana belanja modal atau
capital expenditure di tahun depan juga masih akan berfokus pada pengembangan infrastruktur yang telah Surge bangun sebelumnya. Termasuk di antaranya perampungan jaringan fiber optik sepanjang 2.800 km tersebut. Meskipun begitu, Hermansjah tidak menggambarkan lebih detil terkait berapa alokasi belanja modal yang dianggarkan nanti. "Intinya capex tahun depan akan fokus ke arah sana, ke pengembangan. Dari mana capex? Tentunya capex akan terjadi baik itu dari pendanaan
cash sendiri dan juga dari ekuitas serta pinjaman," jelasnya.
Hingga September 2021, pendapatan usaha Surge masih ditopang oleh pendapatan dari produk digital yang mencapai Rp 243,99 miliar atau berkontribusi 83,30% dari total pendapatan. Kemudian disusul oleh pendapatan periklanan dan sewa
core yang masing-masing senilai Rp 59,68 miliar dan Rp 539,69 juta. Secara keseluruhan, Surge mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 292,88 miliar, meningkat 895,71%, dari sebelumnya Rp 29,41 miliar di kuartal III-2020. Dari sisi
bottom line, Surge tercatat membukukan laba neto tahun berjalan sebesar Rp 7,25 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini masih meraup kerugian hingga Rp 11,15 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .