KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (
ARNA) bersiap lebih ekspansif lagi di tahun 2022. Hal ini seiring dengan terus membaiknya kinerja industri keramik dalam negeri. Sebelumnya, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memproyeksikan utilitas produksi keramik Indonesia berada di kisaran 80%--85% pada tahun 2022. Target tersebut berkaca pada proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang bisa mencapai kisaran 5%--5,2% di tahun ini. Asaki juga menyebut bahwa beberapa pelaku industri yang menjadi anggotanya telah berencana melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas produksi baru di tahun ini sekitar 35 juta meter persegi.
Chief Financial Officer ARNA Rudy Sujanto menyampaikan, di tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Dalam hal ini, ARNA memprediksi bisa meraih pertumbuhan laba bersih sekitar 30% di tahun 2022.
Baca Juga: Tahun 2022, Asaki Prediksi Utilitas Industri Keramik Tumbuh Hingga 85% Adapun produksi keramik ARNA ditargetkan sebesar 72 juta meter persegi dengan tingkat utilitas pabrik sekitar 110%. Angka ini berada di atas proyeksi produksi dan utilitas industri keramik secara nasional di tahun 2022. Pihak ARNA juga menargetkan harga jual rata-rata keramiknya dapat tumbuh sekitar 2% di tahun ini dengan harga pokok penjualan (
Cost of Goods Sold/COGS) yang lebih efisien sekitar 4%. “Dengan pertumbuhan pasar dan daya saing yang kuat untuk produk
glaze porcelain, maka tahun ini kami menargetkan untuk menyesuaikan harga jual untuk semua produk Arwana,” ungkap Rudy, Selasa (18/1).
Dia melanjutkan, pada tahun ini ARNA sudah mulai berinvestasi untuk pembangunan line produksi baru yakni
Plant 5C (P5C) di Mojokerto, Jawa Timur. Pabrik ini ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal tahun 2023 mendatang. Di pertengahan 2022, ARNA juga mulai membangun
Plant 4C (P4C) di Palembang, Sumatera Selatan yang diharapkan akan berproduksi pada akhir tahun 2023. Tak hanya itu, ARNA juga mulai mempersiapkan kebutuhan lahan untuk pembangunan Plant ke-6 di Jawa Barat yang ditargetkan dapat beroperasi di tahun 2025 nanti. “Diperkirakan
capital expenditure (capex) untuk 3 line produksi ini berkisar Rp 1 triliun,” tandas dia. Sebagai catatan, kinerja ARNA sepanjang sembilan bulan pertama 2021 tergolong mentereng. Penjualan bersih ARNA kala itu naik 16,91% (yoy) menjadi Rp 1,88 triliun. Perusahaan ini juga mampu mengerek laba bersihnya 56,85% (yoy) menjadi Rp 347,44 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .