Tahun Ini, Astra Otoparts (AUTO) Yakin Mampu Samai Kinerja Sebelum Pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen komponen dan suku cadang, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) terus berupaya meningkatkan kinerja bisnisnya pada sisa tahun 2022.

Sekadar informasi, AUTO membukukan kenaikan pendapatan 20% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 8,58 triliun pada semester I-2022. Di periode yang sama, laba bersih AUTO melonjak 62% secata tahunan menjadi Rp 432 miliar.

Pendapatan AUTO pada semester satu lalu cukup didominasi oleh segmen bisnis manufaktur dengan porsi 52%, sedangkan segmen bisnis perdagangan menyumbang porsi pendapatan 48%.


Apabila dirinci, pendapatan bisnis manufaktur AUTO pada semester pertama silam terdiri dari segmen kendaraan roda empat sebesar 57%, kemudian disusul oleh kendaraan roda dua 38%, dan lain-lainnya 5%. Di saat bersamaan, pendapatan bisnis perdagangan AUTO terdiri dari penjualan produk ke pasar domestik sebesar 73%, penjualan ekspor 13%, dan penjualan retail modern 13%.

Baca Juga: Akibat Inflasi di Amerika Serikat, Ekspor Kedaung Indah Can (KICI) Terhambat

Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini telah mengekspor produk komponen dan suku cadang ke berbagai belahan dunia, yang mana didominasi oleh kawasan Asia sebesar 59,5% dan Timur Tengah 24,1%.

Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya menyampaikan, capaian kinerja AUTO pada semester pertama sejalan dengan kondisi pasar otomotif Indonesia yang kian membaik, baik itu mobil ataupun sepeda motor.

Ia pun berekspektasi sampai akhir tahun nanti kinerja keuangan AUTO dapat lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 lalu, bahkan berpotensi lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 atau sebelum masa pandemi Covid-19.

Sebagai pengingat, pada tahun 2019 lalu AUTO meraup pendapatan sebesar Rp 15,44 triliun sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 739,67 miliar.

“Sementara untuk tahun 2023, target kinerja kami akan mengikuti demand dan proyeksi pasar sesuai arahan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI),” ujar Wanny dalam paparan publik, Selasa (4/10).

Di sisi lain, AUTO juga mewaspadai adanya tren kenaikan inflasi dan ancaman resesi ekonomi nasional maupun global. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi harga jual produk-produk buatan AUTO.

Presiden Direktur Astra Otoparts Hamdani Dzulkarnaen Salim menjelaskan, pada segmen bisnis manufaktur, AUTO sudah memiliki perjanjian dengan pelanggan atau Original Equipment Manufacturer (OEM). Kedua belah secara periodik terus meninjau faktor-faktor pembentuk harga produk komponen atau suku cadang berdasarkan kondisi ekonomi terkini.

Baca Juga: Ekspansi INOV ke Medan untuk Daur Ulang Plastik Mulai Berjalan

“Apabila terjadi kenaikan harga bahan baku atau harga energi, maka hal tersebut akan dibahas dalam proses negosiasi harga dengan pihak pelanggan. Begitu pula kalau harga-harga tadi turun, maka akan ada pembicaraan juga dengan pelanggan kami,” ungkap dia dalam kesempatan yang sama.

Sedangkan untuk segmen bisnis perdagangan, AUTO akan terus memonitor kondisi pasar termasuk memperhatikan langkah-langkah kompetitornya. AUTO juga perlu melihat terlebih dahulu kesiapan pasar apabila hendak melakukan penyesuaian harga jual produk untuk konsumen akhir. 

“Harga yang kami tawarkan harus bisa diterima oleh pasar. Kami tidak boleh kehilangan market share,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi