Tahun Ini, asuransi anak usaha bank memacu bisnis



JAKARTA. Bank papan atas seperti Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) mendorong anak usaha bidang asuransi untuk meningkatkan pertumbuhan mereka. Bisnis asuransi masih cerah lantaran di Indonesia porsi perlindungan jaminan terhadap manusia dan aset masih kecil.

Bank Mandiri misalnya, memiliki tiga anak usaha bidang asuransi, yakni AXA Mandiri Financial Services, Mandiri AXA General Insurance dan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (InHealth). Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan meski ada tiga anak usaha asuransi, ketiganya tidak saling sikut-sikutan dalam memperoleh pasar. "Ketiga anak usaha bidang asuransi akan memiliki pasar masing-masing dan saling bersinergi," kata Budi.

Nanti, AXA Mandiri akan fokus pada bisnis asuransi jiwa, Mandiri AXA di asuransi kerugian dan InHealth fokus pada bisnis asuransi kesehatan, seperti biaya dokter, rumah sakit dan apotek.


Alasan bank pelat merah  mendorong agar anak usaha bidang asuransi meningkatkan pertumbuhan, karena potensi perolehan nasabah asuransi masih besar. Asumsi  saja, perusahaan asuransi baru menyerap 2,5% dari transaksi kesehatan sekitar Rp 300 triliun, sisanya  pembayaran langsung. Padahal di luar negeri porsi asuransi 10%. "InHealth misalnya, kami targetkan tumbuh 25% di tahun 2014," kata Budi.

BCA juga memiliki anak perusahaan bidang asuransi yakni Asuransi Umum BCA dan calon usaha bidang asuransi jiwa. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, menyampaikan BCA akan saling bersinergi dengan anak perusahaan asuransi.

Misalnya, nasabah BCA yang memiliki perusahaan bisa mengasuransikan aset di Asuransi Umum BCA. "Ini bisnis yang menjanjikan, karena pasarnya masih besar untuk diraih," kata Jahja.

Adapun untuk Asuransi Umum BCA, ditargetkan tumbuh 15% dengan porsi asuransi kendaraan bermotor sebesar 85%-90% dan sisanya asuransi properti dari kredit pemilikan rumah (KPR) dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Tahun 2014, bank yang terafiliasi oleh Grup Djarum ini juga akan mendirikan perusahaan asuransi jiwa dengan modal Rp 100 miliar. Rencananya, perusahaan tersebut akan beroperasi pada akhir kuartal kedua 2014 atau awal kuartal  ketiga tahun ini. "Kami sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia, tinggal menunggu izin  Otoritas Jasa Keuangan," jelas Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia