JAKARTA. PT BPD Jawa Timur Tbk sepertinya tidak patah arang melihat pencapaiannya di tahun 2015 lalu. Buktinya, setelah hanya mampu merealisasikan pertumbuhan kredit sebesar 8,46% di akhir tahun lalu, bank milik Pemda Jatim ini optimistis bakal meraih peningkatan 14,98% di akhir tahun nanti. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank Jatim menyalurkan kredit sebesar Rp 28,41 triliun pada akhir tahun lalu. Pertumbuhannya lebih rendah ketimbang tahun 2014 silam yang sebanyak 18,61%. Alasannya, kondisi makro perekonomian, dan tekanan terhadap industri bank umum tak terhindarkan. Tengoklah, segmen kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang paling lemah kontribusi kreditnya. Pertumbuhan kredit UMKM hanya 5,21% menjadi Rp 4,52 triliun. Sementara, segmen kredit konsumer dan komersial masing-masing tumbuh 8,83% dan 10% menjadi sebesar Rp 18,18 triliun dan Rp 5,69 triliun. "Kendati demikian, kami optimistis, ekspansi kredit tahun ini akan tumbuh jauh lebih baik dari tahun lalu. Kenapa? Karena, kami akan intensif menyalurkan linkage program lewat bank perkreditan rakyat. Kami akan meningkatkan porsi kredit UMKM produktif," tutur Su'udi, Direktur Bank Jatim, Kamis (7/1). Rencana ini tidak main-main mengingat Pemda Banten sendiri telah menandatangani kesepakatan fasilitas pinjaman dengan Bank Jatim sebesar Rp 400 miliar. Pinjaman itu, apabila disetujui DPRD setempat, akan disalurkan melalui BPR-BPR milik Pemda untuk diteruskan kepada segmen kredit kecil. Adapun, total BPR yang dibawahi Pemda Jatim mencapai 26 institusi. Selain itu, sambung dia, Bank Jatim juga akan meningkatkan kerja sama penyaluran kredit multi guna dengan institusi pemerintah dan perusahaan swasta. Kredit multi guna berpotensi tumbuh lebih cepat dengan rasio kredit bermasalah yang terkendali. Hingga akhir tahun lalu, kredit multi guna perseroan tercatat tumbuh 7,23%. "Proyek-proyek infrastruktur pemerintah mulai mengalami percepatan, makanya kami optimistis kredit di sepanjang tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu. Yang harus dijaga tahun ini adalah pertumbuhan dana pihak ketiga, karena bisnis kredit kami masih akan mengandalkan dana-dana masyarakat," imbuh dia. Adapun, DPK Bank Jatim tercatat sebesar Rp 34,26 triliun hingga akhir tahun lalu atau meningkat 13,19% ketimbang tahun sebelumnya, yakni Rp 30,27 triliun. Porsi dana murah masih dominan, yaitu sebanyak 65%. Pertumbuhan tabungan sebesar 16,03% dan deposito sebanyak 5,07%. "Kami ingin mempertahankan pertumbuhan tabungan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun ini, Bank Jatim incar kredit tumbuh 14,98%
JAKARTA. PT BPD Jawa Timur Tbk sepertinya tidak patah arang melihat pencapaiannya di tahun 2015 lalu. Buktinya, setelah hanya mampu merealisasikan pertumbuhan kredit sebesar 8,46% di akhir tahun lalu, bank milik Pemda Jatim ini optimistis bakal meraih peningkatan 14,98% di akhir tahun nanti. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank Jatim menyalurkan kredit sebesar Rp 28,41 triliun pada akhir tahun lalu. Pertumbuhannya lebih rendah ketimbang tahun 2014 silam yang sebanyak 18,61%. Alasannya, kondisi makro perekonomian, dan tekanan terhadap industri bank umum tak terhindarkan. Tengoklah, segmen kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang paling lemah kontribusi kreditnya. Pertumbuhan kredit UMKM hanya 5,21% menjadi Rp 4,52 triliun. Sementara, segmen kredit konsumer dan komersial masing-masing tumbuh 8,83% dan 10% menjadi sebesar Rp 18,18 triliun dan Rp 5,69 triliun. "Kendati demikian, kami optimistis, ekspansi kredit tahun ini akan tumbuh jauh lebih baik dari tahun lalu. Kenapa? Karena, kami akan intensif menyalurkan linkage program lewat bank perkreditan rakyat. Kami akan meningkatkan porsi kredit UMKM produktif," tutur Su'udi, Direktur Bank Jatim, Kamis (7/1). Rencana ini tidak main-main mengingat Pemda Banten sendiri telah menandatangani kesepakatan fasilitas pinjaman dengan Bank Jatim sebesar Rp 400 miliar. Pinjaman itu, apabila disetujui DPRD setempat, akan disalurkan melalui BPR-BPR milik Pemda untuk diteruskan kepada segmen kredit kecil. Adapun, total BPR yang dibawahi Pemda Jatim mencapai 26 institusi. Selain itu, sambung dia, Bank Jatim juga akan meningkatkan kerja sama penyaluran kredit multi guna dengan institusi pemerintah dan perusahaan swasta. Kredit multi guna berpotensi tumbuh lebih cepat dengan rasio kredit bermasalah yang terkendali. Hingga akhir tahun lalu, kredit multi guna perseroan tercatat tumbuh 7,23%. "Proyek-proyek infrastruktur pemerintah mulai mengalami percepatan, makanya kami optimistis kredit di sepanjang tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu. Yang harus dijaga tahun ini adalah pertumbuhan dana pihak ketiga, karena bisnis kredit kami masih akan mengandalkan dana-dana masyarakat," imbuh dia. Adapun, DPK Bank Jatim tercatat sebesar Rp 34,26 triliun hingga akhir tahun lalu atau meningkat 13,19% ketimbang tahun sebelumnya, yakni Rp 30,27 triliun. Porsi dana murah masih dominan, yaitu sebanyak 65%. Pertumbuhan tabungan sebesar 16,03% dan deposito sebanyak 5,07%. "Kami ingin mempertahankan pertumbuhan tabungan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News