Tahun Ini cadangan devisa China susut



BEIJING. Akumulasi panjang cadangan devisa China akan segera berakhir. Posisi cadangan devisa China akan turun dan mengikis sumber permintaan untuk obligasi Amerika Serikat (AS). Para ekonom memperkirakan, jumlah cadangan devisa China tahun ini akan lebih rendah dari tahun lalu.

Menurut 12 ekonom dari 18 ekonom yang disurvei Bloomberg, cadangan devisa China pada tahun 2015 akan turun menjadi US$ 3 triliun hingga US$ 4 triliun. Sebanyak 11 ekonom menyebut, cadangan devisa China tertinggi terjadi pada 30 Juni 2014 yakni mencapai US$ 3,99 triliun. "Bagi Bank Sentral China, itu berarti sumber yang paling penting dari likuiditas telah hilang," ujar Xi Junyang, profesor keuangan Shanghai University of Finance and Economics seperti dikutip Bloomberg.

Menurut Xi, Bank Sentral China harus mencari sumber lain untuk mempertebal likuiditas. "Bank sentral harus menciptakan lebih banyak alat pasar terbuka," lanjut Xi.


Pada tahun 1979, cadangan devisa China hanya mencapai US$ 167 juta. Dengan mengadopsi model pertumbuhan yang dipicu oleh ekspor dan kebijakan mata uang, mendorong cadangan devisa China tumbuh menjadi US$ 140 miliar pada tahun 1997.

Krisis keuangan di Asia yang dimulai pada tahun 1998 memperkuat dorongan untuk menimbun dollar AS sebagai penyangga gejolak global. Sejak masuknya China ke Organisasi Perdagangan Dunia alias World Trade Organization (WTO) pada tahun 2001, surplus perdagangan dan aliran modal kian menyangga cadangan devisa China.

Usaha China untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra, diperkirakan mengharuskan Negara Tembok Besar ini harus mengambil dana dari cadangan devisa. Mengutip sumber tak dikenal, China Securities Journal melaporkan sebanyak 65% dari investasi jalur sutra akan didanai dari cadangan devisa.

Editor: Hendra Gunawan