Tahun ini, capex ABMM capai US$ 200 juta



JAKARTA. Lesunya pasar batubara membuat PT ABM Investama Tbk (ABMM) kini fokus ekspansi di sektor tenaga listrik dan kontraktor tambang. Tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 200 juta untuk menggarap dua bisnis tersebut.

Di bidang kelistrikan, ABMM melalui anak usahanya, Sewatama, bakal mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkit listrik jangka panjang (IPP). Perseroan juga tengah mencari peluang akuisisi baru. Hingga tahun lalu, produksi listrik temporary power di mencapai 5.019 juta kWH dengan kapasitas terpasang 1.142 Mega Watt (MW).

"Ini merupakan pencapaian produksi tertinggi dalam sejarah perseroan," ujar manajemen ABMM dalam materi public expose, Rabu (13/5).


Sewatama juga punya peluang untuk berpartisipasi dalam proyek 35.000 MW. Tahun lalu, kontribusi Sewatama ke pendapatan ABMM mencapai 16% dari total pendapatan tahun 2014.

Nah, di sektor kontraktor batubara, melalui anak usahanya, Cipta Kridana, perseroan akan melakukan diversifikasi ke pertambangan non-batubara serta peluang pasar di bisnis non-pertambangan.

Tahun lalu, volume pengupasan tanah juga mulai pulih, naik 15% year on year menjadi 102,5 juta bank cubic meters (bcm). Sektor konstruksi pertambangan batubara telah berkontribusi ke pendapatan ABMM tahun 2014 sebesar 35%.

Selain itu, ABMM juga berencana untuk mencoba pasar baru untuk penjualan batubara dari tambangnya yang berada di Aceh. Perseroan juga bakal melanjutkan diversifikasi basis pelanggan di sektor hilir dan eksplorasi peluang bisnis logistik yang potensial.

Dengan ekspansi itu, ABMM berharap bisa mencapai pertumbuhan pendapatan dan Ebitda sebesar 10%-15% pada tahun ini. Target ini akan didorong dari kenaikan harga batubara thermal dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Informasi saja, pada tahun lalu, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar US$ 723,6 juta. Dengan begitu, harapannya tahun ini ABMM bisa membukukan pendapatan sebesar US$ 795 juta – US$ 832,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia