Tahun ini, capex KLBF stagnan



JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun tahun ini. Alokasi ini relatif sama dibanding anggaran tahun lalu.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan KLBF Vidjongtius menjelaskan, capex tersebut sebagian besar digunakan untuk investasi atas penambahan kapasitas pabrik. Sementara, penambahan kapasitas rutin dilakukan setiap tahun.

"Jadi, nilainya (capex) memang lebih merata setiap tahun," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (6/1).


Seperti diketahui, perseroan tengah dalam agenda membangun pabrik Biofarmasi di Cikarang, Jawa Barat. Ini akan menjadi pabrik ke-12 milik perseroan.

Pabrik ini dijadwalkan bisa mulai beroperasi pada 2018 dengan kapasitas produksi sekitar 10% hingga 20% dari total kapasitas yang dimiliki. Saat ini, rata-rata utilitas pabrik perseroan mencapai 70%-75%.

Pabrik tersebut diharapkan mampu menjaga performa fundamental KLBF. Perseroan membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun ini masing-masing 8% dan 10%.

Ini merupakan target konservatif karena sama seperti target tahun sebelumnya. "Karena market memang masih penuh ketidakpastian," kata Vidjongtius.

Sejatinya, bisa saja Kalbe Farma mematok target pertumbuhan lebih besar ketimbang tahun lalu. Namun, mereka mempertimbangkan potensi fluktuasi rupiah tahun ini.

Karena mayoritas bahan baku farmasi adalah produk impor, risiko fluktuasi kurs terhadap produsen obat seperti KLBF menjadi tinggi.

Tak kalah penting, industri farmasi juga tak bisa lepas dari pengaruh daya beli. "Ketika ekonomi melemah, otomatis daya beli tertekan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto