Tahun ini devisa pariwisata berpotensi salip CPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi peran sektor pariwisata terhadap ekonomi mulai menunjukkan dominasinya. Dari sisi perolehan devisa misalnya, kontribusi pariwisata terhadap perolehan devisa mulai menggeser minyak dan gas serta batubara. Untuk informasi, perolehan devisa dari migas, CPO serta batubara pada tahun 2015 lalu masih menjadi tiga besar penyumbang devisa. Devisa yang mereka hasilkan masing- masing; US$ 18,57 miliar, US$ 16,42 miliar dan US$ 14,71 miliar. Sementara itu, pariwisata hanya menyumbang US$ 12,22 miliar. Tapi di 2016, peran tersebut berubah. Pariwisata mulai menggeser kedudukan migas dan batubara sebagai penghasil batubara. Di saat batubara dan migas perolehan devisanya turun menjadi US$ 13,10 miliar dan batubara turun menjadi US$ 12,89 miliar, pariwisata malah perolehan devisanya naik menjadi US$ 13,56 miliar. Satu tingkat lebih rendah jika dibandingkan dengan CPO yang perolehan devisanya mencapai US$ 15,96 miliar. Menteri Pariwisata Arief Yahya yakin dengan angka tersebut, 2017 nanti kontribusi sektor pariwisata terhadap perolehan devisa bisa menyaingi CPO. "Tahun ini akan ketemu CPO dan pariwisata, 2018,2019 pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar," katanya, Selasa (17/10). Walaupun menunjukkan tren menggembirakan, investasi sektor pariwisata masih kecil. Thomas Lembong, Kepala BKPM mengatakan, sampai saat ini, investasi pariwisata per tahun hanya Rp 20 triliun. Investasi di sektor tersebut terhambat infrastruktur, atraksi wisata dan ketrampilan sektor pariwisata yang belum memadai. "Ini memang bukan hanya tugas menteri pariwisata, tugas semua," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina