KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian positif selama semester I-2022 membuat emiten perkebunan sawit dan produsen kayu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) memiliki keyakinan bahwa kinerja keuangan mereka di tahun 2022 ini akan jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya. DSNG memperkirakan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sampai akhir tahun 2022 akan naik lebih dari 10% secara tahunan atau
year on year (YoY) dibandingkan tahun 2021. "Sampai 2022 saya kira
revenue akan lebih baik atau mirip peningkatannya secara persentasi terhadap tahun lalu, begitu juga dengan profit, bisa mengacu pada pertumbuhan profit kami untuk semester I-2022 dibandingkan 2021," ungkap Direktur DSNG, Albertus Hendrawan, dalam Paparan Publik Virtual, Kamis (15/9).
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Ekspansi Kapasitas Produksi Panel Kayu pada 2022 Dalam pemaparannya dijelaskan bahwa produksi TBS pada paruh pertama 2022 masih lebih rendah 8% dibandingkan semester pertama 2021. Kondisi itu terjadi karena sebelumnya perkebunan masih terdampak El-Nino dan diperburuk oleh efek Lanina yang menimbulkan banjir. Namun demikian, pada semester II-2022 produksi TBS DSNG mulai meningkat, di mana proporsi produksi TBS di paruh kedua ini diperkirakan akan mencapai 60% dari total produksi TBS tahun 2022. "Namun kami melihat pertumbuhan produksi TBS pada kuartal kedua lebih tinggi 22% dibandingkan kuartal pertama. Dengan tren semakin meningkat untuk kuartal-kuartal berikutnya," sambung Albertus. Sepanjang semester pertama tahun 2022, DSNG membukukan pendapatan sebesar Rp 3,8 triliun. Angka ini lebih tinggi 14,9% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,3 triliun. Kinerja perusahaan sepanjang enam bulan 2022 masih ditopang oleh segmen kelapa sawit berkontribusi 80% dari total pendapatan semester I-2022. Sampai dengan akhir Juni lalu, DSNG mengelola 112.800 hektar total area tertanam untuk inti dan plasma, dengan rata-rata usia tanaman sekitar 13 tahun. Pertumbuhan juga dirasakan dari segmen kayu perseroan. Hingga Juni 2022, pendapatan DSNG dari segmen kayu berhasil tumbuh 33% menjadi Rp 782 miliar. Capaian ini ditopang oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Tahun 2022, DSNG menyiapkan anggaran belanja modal atau
capital expenditure (Capex) sekitar Rp 700-Rp 800 miliar. Anggaran capex ini di antaranya digunakan untuk
maintenance reguler dan juga sebagai modal pembangunan dua pabrik kelapa sawit (PKS) dan juga ekspansi produksi di segmen bisnis kayu. "Untuk tahun ini kami anggarkan capex Rp 700- Rp 800 miliar, hingga Juni 2022 penyerapan sudah 60%," kata dia. Untuk diketahui, pembangunan 2 PKS baru DSNG telah selesai pada semester pertama lalu. Dengan demikian saat ini perseroan mengoperasikan 12 PKS dengan total produksi 675 ton TBS per jam. Hingga Juni lalu, DSNG mampu meraup laba bersih sebesar Rp 467 miliar. Angka ini terkerek 119% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 213 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .