KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor kuliner (F&B) masih mampu bergerak positif di tengah melemahnya daya beli masyarakat selama pandemi. Hal ini memberikan kesempatan bagi Foodstory Group untuk menjadi “rumah” bagi para pelaku bisnis F&B melalui dukungan modal dan sumber daya yang disediakan. Dukungan ini diberikan untuk mendorong peningkatan skala bisnis dari para pelaku bisnis F&B yang telah dan akan bergabung dalam ekosistem Foodstory Group. Meski baru berdiri 1 tahun sejak Januari 2021, Foodstory Group sebagai perusahaan
startup Direct-to-Consumer (D2C) yang berfokus pada sektor F&B telah memiliki 5
brand portfolio di dalamnya, seperti Lahab Chicken (Arabian Fried Chicken), Chicken Pao (Asian Chicken Rice Bowl), Bowlgogi (Korean Beef Bowl), Rames Kita (Indonesian dish) - kolaborasi yang dilakukan bersama dengan Jessica Milla dan Enzy Storia, dan Gaaram, brand ternama yang terkenal dengan Ayam Batubara-nya.
Dari prospek F&B di Indonesia yang masih terus berkembang pesat, Dennish Tjandra,
CoFounder dan CEO Foodstory Group, melihat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha, baik yang baru memulai bisnis ataupun yang telah berjalan. Tantangan yang dihadapi antara lain, akses terhadap modal dan sumber daya. Kondisi ini sering kali menghambat hingga bahkan membuat bisnis yang tadinya berpotensi terpaksa tutup. "Kami berkomitmen untuk memberikan solusi bagi para pelaku usaha F&B agar mereka dapat mengembangkan bisnis ke level yang lebih jauh," kata Dennish dalam keterangannya, Senin (21/2).
Baca Juga: Anteraja Luncurkan Sistem Pembayaran COD (Cash on Delivery) untuk Marketplace "Foodstory Group tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk dana investasi, namun juga memberikan dukungan ekosistem dan manajemen dari tim berpengalaman yang kami miliki. Hal ini kami lakukan untuk terus mendorong pertumbuhan mereka ke depannya," kata dia. Pengembangan bisnis yang ingin didorong oleh Foodstory Group ini sendiri diakui Dennish adalah juga karena mereka melihat pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) yang pada triwulan tiga tahun 2021 lalu mengalami kenaikan positif sebesar 4.37%. Pertumbuhan ini didominasi oleh industri makan dan minuman. Hal inilah yang menjadikan Foodstory Group berfokus untuk mendorong IKM terutama pada sektor F&B untuk dapat meningkatkan skala bisnis mereka. Dennish menjelaskan bahwa salah satu pengembangan bisnis yang Foodstory Group lakukan yaitu melakukan akuisisi brand F&B ternama yakni Gaaram. Hal ini dilakukan sebagai langkah perusahaan untuk semakin dapat memberikan dukungan lebih kepada para mitra bisnisnya. Selain karena produk, Gaaram memiliki dapur sentral dan sumber daya yang telah terlatih. Kapabilitas ini diharapkan akan semakin mempermudah
brand-brand F&B yang tergabung di dalam ekosistem Foodstory Group untuk dapat memperluas jaringan bisnis. Selain itu, Dennish juga mengungkapkan bahwa melalui pendanaan yang mereka dapatkan dari RND Kapital pada Oktober 2021 lalu, Foodstory Group telah berhasil mengakselerasi pertumbuhan masing-masing
brand portfolio mereka secara cepat hingga lebih dari 100
virtual restaurants telah hadir secara total. Chicken Pao yang menjadi salah satu brand portfolio mereka bahkan diklaim memiliki pencapaian tingkat pertumbuhan bisnis hingga 90 kali lipat sepanjang tahun 2021.
Baca Juga: Bisnis Akomodasi Tiket.com Tumbuh Hingga 61% Berkat Staycation “Untuk tahun 2022, kami siap melakukan investasi pada sekitar 15
brand F&B berpotensi di Indonesia. Kami terus bergerak mencari
brand-brand yang kami lihat potensial. Kami juga terbuka kepada setiap pelaku bisnis F&B yang memiliki visi meningkatkan skala bisnis mereka ke tingkat yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria kami.” tambahnya. Tidak hanya visi yang sama untuk meningkatkan skala bisnis, Foodstory Group juga terbuka pada
brand yang produknya
scalable dan telah teruji di pasar, memiliki 3 - 5 cabang dengan tingkat penjualan tertentu serta berfokus pada penjualan secara
online melalui
food delivery platform. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi