KONTAN.CO.ID - Tahun ini hampir selesai. Saat ini, kita telah memasuki bulan Desember 2023 yang artinya tahun 2023 akan selesai. Biasanya, orang akan membuat resolusi tahun baru. Harapannya, resolusi tahun baru dapat membuat perubahan positif dalam hidup kita. Namun, apa itu resolusi tahun baru dan seperti apa contoh resolusi tahun baru?
Apa itu resolusi tahun baru?
Resolusi Tahun Baru adalah sebuah tradisi, yang paling umum di kebudayaan Barat tetapi juga ditemukan dikebudayaan Timur. Resolusi tahun baru adalah komitmen pada diri sendiri untuk mulai melakukan sesuatu yang baik dan meninggalkan kebiasaan buruk selama satu tahun ke depan. Sementara, menurut Collins Dictionary, resolusi tahun baru adalah janji kepada diri sendiri untuk memperbaiki perilaku atau gaya hidup seseorang dalam beberapa cara, selama satu tahun ke depan. Baca Juga: IKEA Gelar Year End Sale 2023, Hemat Hingga 85%Sejarah resolusi tahun baru
Sejarah resolusi tahun baru ternyata sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Resolusi tahun baru pertama terjadi lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Dirangkum dari laman Insight Vacation, orang pertama yang tercatat merayakan tahun baru adalah orang Babilonia kuno. Perayaan tahun baru mereka adalah festival 12 hari yang disebut Akitu, yang dimulai pada awal musim tanam musim semi di bulan Maret. Selama perayaan, orang Babilonia akan membuat resolusi kepada dewa-dewa mereka. Orang Babilonia biasanya mengikrarkan kesetiaan mereka kepada raja. Orang Babilonia juga berjanji untuk membayar hutang mereka dan mengembalikan barang pinjaman kepada pemilik sah mereka. Mereka percaya bahwa jika mereka menepati resolusi tahun baru, para dewa akan memberkati mereka sepanjang tahun itu. Namun, jika mereka mengingkari janjinya, mereka akan mendapat murka dari para dewa. Baca Juga: Sekjen PBB: Solusi Dua Negara Bisa Menjamin Perdamaian di Timur TengahResolusi tahun baru masa Roma kuno
Setelah orang Babilonia, orang Roma kuno juga mengenal resolusi tahun baru. Tahun baru Gregorian moderen dimulai pada masa Roma kuno pada tahun 46 SM. Waktu itu, Kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender baru dan menyatakan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Bangsa Romawi awalnya memulai tahun baru dimulai pada bulan Maret (seperti bangsa Babilonia), namun memindahkannya ke bulan Januari untuk menghormati dewa Romawi Janus. Dia adalah dewa bermuka dua yang bisa melihat kembali ke tahun lalu dan maju ke tahun baru. Pada tahun baru, orang-orang Romawi akan mempersembahkan korban kepada Janus dan membuat resolusi untuk berperilaku baik. Baca Juga: Perjanjian Militer Ditangguhkan, Hubungan Korsel-Korut Memanas di PerbatasanResolusi tahun baru abad pertengahan
Resolusi tahun baru berlanjut hingga abad pertengahan. Para Ksatria akan membuat “Sumpah Merak” tahunan di akhir tahun. Mereka akan memperbaharui tekadnya untuk mempertahankan nilai-nilai kesatriaan dengan menumpangkan tangan pada burung merak hidup atau panggang. Pada abad ke-17, resolusi tahun baru menjadi lebih umum. Pada 1671, penulis Skotlandia Anne Halkett menulis beberapa resolusi dalam buku hariannya pada 2 Januari, seperti “Saya tidak akan menyinggung perasaan lagi”. Baca Juga: Daftar HP Samsung Terbaru 2023, Galaxy A Series: Spesifikasi & Harga Kemudian, pada abad ke-18, umat Kristiani mengadakan misa pada malam tahun baru atau Tahun Baru. Jemaat dapat merenungkan tahun lalu dan membuat resolusi untuk berbuat lebih baik di tahun mendatang. Lebih dari dua abad kemudian, resolusi tahun baru menjadi praktik umum di seluruh dunia mulai dari Amerika Utara hingga Asia. Baik resolusi tersebut berakar pada agama, budaya, atau praktik yang sepenuhnya bersifat individual, resolusi-resolusi ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda di banyak negara.Contoh resolusi tahun baru
Sementara itu, beberapa contoh resolusi tahun baru yang bisa dilakukan adalah:- Makan lebih sehat
- Menurunkan berat badan
- Berolahraga secara teratur
- Belajar dan beradaptasi
- Berhenti merokok
- Tidur lebih berkualitas
- Meningkatkan kebugaran tubuh
- Masak sesuatu yang baru setiap minggu
- Meningkatkan kesehatan mental
- Hemat
- Menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga
