JAKARTA. Target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggaet lebih banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini meleset. Di 2013, hanya ada satu BUMN yang memastikan diri melakukan IPO, yakni PT Waskita Karya (Persero).Kondisi serupa juga dialami BEI tahun lalu. Saat itu, BUMN yang tercatat menggelar IPO hanya satu yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).Menerima kenyataan itu, Direktur BEI, Ito Warsito mengaku pasrah. Pasalnya, Ito mewakili regulator pasar modal tidak bisa mendesak apa yang dikehendaki pemerintah sebagai pemegang saham terbesar perusahaan BUMN."Kami (BEI) tinggal menunggu realisasi dari rencana pemerintah. Jadi tidak bisa mendesak," kata Ito ditemui di Gedung BEI, Rabu (12/12).Awalnya, BEI menyambut baik rencana pemerintah melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan meng-IPO-kan 5 perusahaan BUMN tahun ini. Namun rencana tersebut hanya tinggal rencana saja."Intinya, itu menjadi tugas pemerintah. Jika ingin menerapkan good corporate governance (GCG), ya silahkan IPO," tutur Ito.Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen menganggap lumrah menyoal kesulitan merealisasikan rencana IPO BUMN. Dia menyadari proses perizinan perusahaan BUMN memang cukup panjang.Sekadar mengingatkan, tidak lama lagi, Waskita Karya akan segera mencatatkan sahamnya di BEI. Waskita melepas sekitar 3,082 miliar yang merupakan saham atas nama seri B atau sebesar 32% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100.Saham perdana Waskita ditawarkan dengan harga Rp 380 per saham. Artinya, Waskita akan mendapat dana segar sebesar Rp 1,171 triliun.Waskita melakukan masa penawaran umum mulai 12 Desember hingga 14 Desember. Adapun tanggal pencatatan saham di BEI akan dilakukan pada 19 Desember mendatang.Dalam pelaksanaan IPO, Waskita telah menunjuk para penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) diantaranya PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun ini, hanya ada satu BUMN yang IPO
JAKARTA. Target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggaet lebih banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini meleset. Di 2013, hanya ada satu BUMN yang memastikan diri melakukan IPO, yakni PT Waskita Karya (Persero).Kondisi serupa juga dialami BEI tahun lalu. Saat itu, BUMN yang tercatat menggelar IPO hanya satu yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).Menerima kenyataan itu, Direktur BEI, Ito Warsito mengaku pasrah. Pasalnya, Ito mewakili regulator pasar modal tidak bisa mendesak apa yang dikehendaki pemerintah sebagai pemegang saham terbesar perusahaan BUMN."Kami (BEI) tinggal menunggu realisasi dari rencana pemerintah. Jadi tidak bisa mendesak," kata Ito ditemui di Gedung BEI, Rabu (12/12).Awalnya, BEI menyambut baik rencana pemerintah melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan meng-IPO-kan 5 perusahaan BUMN tahun ini. Namun rencana tersebut hanya tinggal rencana saja."Intinya, itu menjadi tugas pemerintah. Jika ingin menerapkan good corporate governance (GCG), ya silahkan IPO," tutur Ito.Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen menganggap lumrah menyoal kesulitan merealisasikan rencana IPO BUMN. Dia menyadari proses perizinan perusahaan BUMN memang cukup panjang.Sekadar mengingatkan, tidak lama lagi, Waskita Karya akan segera mencatatkan sahamnya di BEI. Waskita melepas sekitar 3,082 miliar yang merupakan saham atas nama seri B atau sebesar 32% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100.Saham perdana Waskita ditawarkan dengan harga Rp 380 per saham. Artinya, Waskita akan mendapat dana segar sebesar Rp 1,171 triliun.Waskita melakukan masa penawaran umum mulai 12 Desember hingga 14 Desember. Adapun tanggal pencatatan saham di BEI akan dilakukan pada 19 Desember mendatang.Dalam pelaksanaan IPO, Waskita telah menunjuk para penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) diantaranya PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News