JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut membuat harga baja tahun ini diprediksi kembali terkerek. Co Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry mengatakan, fluktuasi rupiah dengan tren melemah yang terjadi sejak tahun 2013 membuat biaya produksi baja membengkak. Pasalnya, "Beberapa bahan baku masih harus diimpor dengan harga pembelian dalam dollar AS," jelas Ismail, Kamis (2/1). Ismail mencontohkan, beberapa bahan baku baja yang masih harus diimpor antara lain bijih besi (iron ore) dan potongan besi bekas (scrap). Bila rupiah terus melemah, Ismail bilang, pembengkakan biaya produksi baja tak bisa ditanggung sendiri oleh produsen baja.
Tahun Ini, Harga Baja Diprediksi Naik 20%
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut membuat harga baja tahun ini diprediksi kembali terkerek. Co Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry mengatakan, fluktuasi rupiah dengan tren melemah yang terjadi sejak tahun 2013 membuat biaya produksi baja membengkak. Pasalnya, "Beberapa bahan baku masih harus diimpor dengan harga pembelian dalam dollar AS," jelas Ismail, Kamis (2/1). Ismail mencontohkan, beberapa bahan baku baja yang masih harus diimpor antara lain bijih besi (iron ore) dan potongan besi bekas (scrap). Bila rupiah terus melemah, Ismail bilang, pembengkakan biaya produksi baja tak bisa ditanggung sendiri oleh produsen baja.