JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan pada 2009 ini, akan ada beberapa investor asing masuk ke Indonesia untuk menggarap bisnis perbankan syariah. Mereka akan masuk mendirikan bank baru atau dengan mengakuisisi salah satu bank nasional. Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya E. Siregar menyebutkan, Beberapa investor asing yang telah memberikan komitmen untuk mendirikan Bank Umum Syariah di Indonesia. Misalnya Albaraka Banking Group, Qatar Islamic Bank, Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD), dan terakhir yang menyatakan minat adalah investor dari Oman. Mulya bercerita, investor dari Oman tersebut akan membuka bank syariah langsung tanpa mengakuisisi bank lokal terlebih dahulu, "Mereka akan investasi kurang lebih Rp 1 triliun untuk mendirikan bank syariah yang baru," katanya pekan lalu. Sayangnya Mulia tidak bisa memastikan kapan investor asing itu bakal menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hanya, dia berharap kalau asing itu jadi masuk maka BI bisa dengan mudah merealisasikan perkiraan pertumbuhan aset bank syariah tahun ini yakni Rp 87 triliun. Berdasarkan penelitian BI perkembangan aset industri perbankan syariah di Indonesia tak bisa mengandalkan pertumbuhan organik. Tapi perlu pertumbuhan non organik, berupa akuisisi bank konvensional dan mengubahnya jadi bank syariah. "Harapan kami ada beberapa bank yang mendirikan Bank Umum Syariah," kata Mulya. Sebagai catatan, per Desember 2008, total aset industri perbankan syariah mencapai Rp 49,56 triliun. Artinya naik 50,09% jika dibandingkan dengan posisi Desember 2007 yang sebesar Rp 33,02 triliun. Dalam perkiraan optimistis dari BI, pada akhir tahun 2009 aset bank syariah bisa mencapai Rp 87 triliun atau tumbuh 75%. Lalu pada 2010 nanti BI memperkirakan aset perbankan syariah naik menjadi Rp 124 triliun dengan angka pertumbuhan industri 81%.
Tahun Ini, Investor Asing Buka Bank Syariah di Indonesia
JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan pada 2009 ini, akan ada beberapa investor asing masuk ke Indonesia untuk menggarap bisnis perbankan syariah. Mereka akan masuk mendirikan bank baru atau dengan mengakuisisi salah satu bank nasional. Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya E. Siregar menyebutkan, Beberapa investor asing yang telah memberikan komitmen untuk mendirikan Bank Umum Syariah di Indonesia. Misalnya Albaraka Banking Group, Qatar Islamic Bank, Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD), dan terakhir yang menyatakan minat adalah investor dari Oman. Mulya bercerita, investor dari Oman tersebut akan membuka bank syariah langsung tanpa mengakuisisi bank lokal terlebih dahulu, "Mereka akan investasi kurang lebih Rp 1 triliun untuk mendirikan bank syariah yang baru," katanya pekan lalu. Sayangnya Mulia tidak bisa memastikan kapan investor asing itu bakal menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hanya, dia berharap kalau asing itu jadi masuk maka BI bisa dengan mudah merealisasikan perkiraan pertumbuhan aset bank syariah tahun ini yakni Rp 87 triliun. Berdasarkan penelitian BI perkembangan aset industri perbankan syariah di Indonesia tak bisa mengandalkan pertumbuhan organik. Tapi perlu pertumbuhan non organik, berupa akuisisi bank konvensional dan mengubahnya jadi bank syariah. "Harapan kami ada beberapa bank yang mendirikan Bank Umum Syariah," kata Mulya. Sebagai catatan, per Desember 2008, total aset industri perbankan syariah mencapai Rp 49,56 triliun. Artinya naik 50,09% jika dibandingkan dengan posisi Desember 2007 yang sebesar Rp 33,02 triliun. Dalam perkiraan optimistis dari BI, pada akhir tahun 2009 aset bank syariah bisa mencapai Rp 87 triliun atau tumbuh 75%. Lalu pada 2010 nanti BI memperkirakan aset perbankan syariah naik menjadi Rp 124 triliun dengan angka pertumbuhan industri 81%.