JAKARTA. Tahun kuda sepertinya memang tahunnya untuk bekerja keras. Tak terkecuali bagi Jasindo (Persero). Perusahaan asuransi kerugian pelat merah ini akan lebih giat memupuk premi dari segmen ritel ketimbang segmen korporasi. Saat ini, segmen korporasi mendominasi total pendapatan premi perseroan sebanyak 80%. Menurut Sahata L Tobing, Direktur Operasi Ritel Jasindo, ada banyak alasan yang melatarbelakangi banting setir segmen bisnis perseroan. Pertama, hasil underwriting dari pengelolaan risiko pasar ritel lebih sehat. “Sehingga, meski kontribusi pendapatan preminya hanya seperlima dari total pendapatan premi perseroan, tetapi sumbangannya terhadap total laba mencapai 40% sampai separuhnya,” terang dia, Senin (10/2). Maklumlah, kapasitas perseroan menahan risiko dari segmen ritel cukup ciamik. Berbeda dengan risiko segmen korporasi yang banyak dialihkan atau ditransfer ke asuradur. Karenanya, meski premi ritel terbilang kecil, hasil underwriting-nya tetap lebih gemuk. Bandingkan dengan premi dari produk asuransi korporasi yang besar namun menciut karena beban underwriting yang berat.
Tahun ini, Jasindo mulai pertebal segmen ritel
JAKARTA. Tahun kuda sepertinya memang tahunnya untuk bekerja keras. Tak terkecuali bagi Jasindo (Persero). Perusahaan asuransi kerugian pelat merah ini akan lebih giat memupuk premi dari segmen ritel ketimbang segmen korporasi. Saat ini, segmen korporasi mendominasi total pendapatan premi perseroan sebanyak 80%. Menurut Sahata L Tobing, Direktur Operasi Ritel Jasindo, ada banyak alasan yang melatarbelakangi banting setir segmen bisnis perseroan. Pertama, hasil underwriting dari pengelolaan risiko pasar ritel lebih sehat. “Sehingga, meski kontribusi pendapatan preminya hanya seperlima dari total pendapatan premi perseroan, tetapi sumbangannya terhadap total laba mencapai 40% sampai separuhnya,” terang dia, Senin (10/2). Maklumlah, kapasitas perseroan menahan risiko dari segmen ritel cukup ciamik. Berbeda dengan risiko segmen korporasi yang banyak dialihkan atau ditransfer ke asuradur. Karenanya, meski premi ritel terbilang kecil, hasil underwriting-nya tetap lebih gemuk. Bandingkan dengan premi dari produk asuransi korporasi yang besar namun menciut karena beban underwriting yang berat.