JAKARTA. Langkah ekspansi PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang agresif menyebabkan laba bersih perusahaan operator jalan tol ini tergerus. Namun, setelah ekspansi yang dilakukan sepanjang tahun lalu, manajemen optimistis mampu mendulang pendapatan yang lebih besar tahun ini."Di luar pendapatan jasa konstruksi, kami menargetkan pertumbuhan sebesar 20%," ujar Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR, (20/2).Sebagai catatan, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan tol Rp 5,82 triliun untuk tahun buku 2013. Artinya, JSMR membidik pendapatan tol Rp 6,98 triliun.Optimisme ini didasari oleh meningkatnya aset JSMR berupa ruas tol baru yang juga segera dioperasikan sepanjang tahun ini. Hingga penutupan tahun 2013, aset yang dimiliki JSMR tercatat sebesar Rp 28,34 triliun, naik 15% jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 20,24 triliun."Pertumbuhan aset ini bisa digunakan untuk memproyeksi pertumbuhan pendapatan kami," tandas Reynaldi. Sebab, dengan seluruh ruas tol JSMR yang dimiliki saat ini mampu dilewati oleh 1,37 miliar kendaraan, naik 14% dibanding volume kendaraan yang melewati tol JSMR sepanjang tahun 2012.Terkait adanya penurunan laba bersih, Reynaldi bilang hal ini disebabkan oleh baru beroperasinya ruas tol Ungaran Bawen dan Bali Mandara. Ruas tol ini sudah mulai beroperasi namun belum bisa menghasilkan pendapatan signifikan sehingga belum bisa menutup biaya keuangan Rp 944,21 miliar yang dikeluarkan JSMR."Tol di situ memang banyak menggunakan GTO, tapi bukan berarti enggak ada orang, kan, sehingga memang ada biaya-biaya tertentu yang harus jami tanggung," tutur Reynaldi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun ini, JSMR bidik pendapatan tol Rp 7 triliun
JAKARTA. Langkah ekspansi PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang agresif menyebabkan laba bersih perusahaan operator jalan tol ini tergerus. Namun, setelah ekspansi yang dilakukan sepanjang tahun lalu, manajemen optimistis mampu mendulang pendapatan yang lebih besar tahun ini."Di luar pendapatan jasa konstruksi, kami menargetkan pertumbuhan sebesar 20%," ujar Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR, (20/2).Sebagai catatan, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan tol Rp 5,82 triliun untuk tahun buku 2013. Artinya, JSMR membidik pendapatan tol Rp 6,98 triliun.Optimisme ini didasari oleh meningkatnya aset JSMR berupa ruas tol baru yang juga segera dioperasikan sepanjang tahun ini. Hingga penutupan tahun 2013, aset yang dimiliki JSMR tercatat sebesar Rp 28,34 triliun, naik 15% jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 20,24 triliun."Pertumbuhan aset ini bisa digunakan untuk memproyeksi pertumbuhan pendapatan kami," tandas Reynaldi. Sebab, dengan seluruh ruas tol JSMR yang dimiliki saat ini mampu dilewati oleh 1,37 miliar kendaraan, naik 14% dibanding volume kendaraan yang melewati tol JSMR sepanjang tahun 2012.Terkait adanya penurunan laba bersih, Reynaldi bilang hal ini disebabkan oleh baru beroperasinya ruas tol Ungaran Bawen dan Bali Mandara. Ruas tol ini sudah mulai beroperasi namun belum bisa menghasilkan pendapatan signifikan sehingga belum bisa menutup biaya keuangan Rp 944,21 miliar yang dikeluarkan JSMR."Tol di situ memang banyak menggunakan GTO, tapi bukan berarti enggak ada orang, kan, sehingga memang ada biaya-biaya tertentu yang harus jami tanggung," tutur Reynaldi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News