KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) optimistis dengan prospek bisnis farmasi yang dijalaninya sepanjang tahun 2022. Emiten tersebut tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 11% pada tahun ini. Asal tahu saja, pada tahun 2021 lalu penjualan bersih KLBF tercatat sebesar Rp 26,26 triliun. Artinya, KLBF diproyeksikan dapat memperoleh penjualan bersih sekitar Rp 29,15 triliun pada tahun ini. Sedangkan pada semester I-2022, penjualan bersih KLBF tumbuh 12,2% secara tahunan atawa year on year (YoY) menjadi Rp 13,87 triliun. Laba bersih KLBF juga meningkat 9,3% YoY menjadi Rp 1,63 triliun. Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menyampaikan, segmen bisnis distribusi dan logistik masih akan menjadi kontributor utama bagi penjualan bersih KLBF secara konsolidasi.
Di semester pertama, segmen ini berkontribusi 37% dari total penjualan bersih KLBF. Kemudian disusul oleh segmen nutrisi yang menyumbang penjualan 27%, obat resep 21%, dan produk kesehatan 15%. KLBF punya modal kuat untuk memperkuat segmen distribusi dan logistik. Ini mengingat KLBF memiliki 3 pusat distribusi regional, 71 cabang, dan lebih dari 200.000 outlet di seluruh Indonesia untuk menopang penjualan produk perusahaan tersebut.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) akan Tuntaskan Akuisisi Sanofi Indonesia Pada Oktober 2022 Guna memperkuat bisnis distribusi dan logistik, Manajemen KLBF gencar melakukan perbaikan fasilitas cabang yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas kapasitas gudang, dan berkolaborasi dengan sub distributor untuk mendapatkan perluasan wilayah. KLBF juga bekerja sama secara selektif dengan prinsipal pihak ketiga baru yang potensial. Beberapa contoh prinsipal pihak ketiga yang berkolaborasi dengan KLBF antara lain Interbat, Bernofarm, Taisho Pharmaceutical, E-Care, Hanmi Fine Chemical, Akzo Nobel, dan lain-lain. Sekadar catatan, KLBF menganggarkan dana belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi perusahaan. “Capex ini bersumber dari dana internal dan diperkirakan implementasi penyerapannya masih sesuai,” imbuh Vidjongtius, Senin (19/9). KLBF pun cukup giat berekspansi ke luar negeri. Salah satu langkah emiten ini adalah mendirikan perusahaan patungan bernama Kalbe Ecossential International Inc di Filipina bersama Ecossential Foods Corp (EFC) pada Agustus lalu. Perusahaan ini bergerak di bidang penjualan dan distribusi produk dan alat kesehatan. “Dalam tiga tahun mendatang, perusahaan patungan ini akan memberikan kontribusi positif pada bisnis internasional Kalbe Farma,” ujar dia.
Ekspansi KLBF tak berhenti sampai di situ, dalam berita sebelumnya, KLBF disebut akan segera menuntaskan akuisisi 80% saham PT Aventis Pharma atau Sanofi pada Oktober mendatang. Dengan begitu, Sanofi diharapkan dapat berkontribusi sekitar 3%-4% terhadap penjualan bersih KLBF pada tahun depan.
Di sisi lain, Manajemen KLBF dipastikan akan kembali meningkatkan
average selling price (ASP) pada beberapa produknya secara selektif di semester II-2022 sekitar 2%-3%. Pada semester pertama kemarin, KLBF telah menaikkan ASP sekitar 3%-5% pada produk-produk selektif. Peningkatan ASP produk jadi strategi KLBF untuk mendongkrak margin laba. Maklum saja, sumber bahan baku yang digunakan KLBF baik impor maupun lokal sama-sama mengalami kenaikan. “Ini karena isu kesulitan rantai pasok logistik dan juga fluktuasi nilai tukar rupiah,” tandas Vidjongtius. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .