Tahun ini, Kapuas Prima Coal mengincar penjualan Rp 1,1 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk mencatatkan pertumbuhan triple untuk top line maupun bottom line selama kuartal I 2018. Berkaca dari pencapaian tersebut, mereka yakin, target penjualan Rp 1,1 triliun dan laba setelah pajak Rp 280 miliar sepanjang tahun ini semakin realistis.

Dari Januari-Maret 2018, Kapuas Prima mencetak penjualan Rp 185,91 miliar. Padahal pada periode yang sama 2017, penjualan hanya Rp 61,56 miliar. Sementara laba bersih triwulan I tahun lalu sebesar Rp 16,94 miliar, naik menjadi Rp 54,36 miliar per triwulan I tahun ini.

Mayoritas kontributor penjualan Kapuas Prima berupa zinc hingga Rp 101.24 miliar. Sisanya adalah penjualan galena dan timbal sebesar Rp 84,66 miliar.


Penopang pertumbuhan kinerja Kapuas Prima adalah peningkatan harga komoditas zinc atau seng. Perusahaan berkode saham ZINC di Bursa Efek Indonesia itu mencatat, kenaikan harga seng hingga 158%.

Makanya, Kapuas Prima berharap bisa menjaga momentum kenaikan harga tersebut. "Kami menjaga harga untuk seng di US$ 3.300 per ton sedangkan untuk timbal yang cenderung stabil di harga US$ 2.300 per ton," beber Hendra William, Direktur PT Kapuas Prima Coal Tbk di Jakarta, Selasa (2/5).

Asal tahu, tahun lalu Kapuas Prima membukukan penjualan Rp 435,87 miliar. Jadi kalau target penjualan Rp 1,1 triliun tadi tercapai, mereka akan tercatat membukukan pertumbuhan kinerja 2,5 kali lipat lebih.

Sambil mengejar kinerja, Kapuas Prima menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) US$ 20 juta tahun ini. Capex tersebut untuk mendanai peningkatan kapasitas pabrik menjadi 600.000 metrik ton (MT) seng dan timbal.

Proses peningkatan kapasitas produksi pabrik sudah berlangsung sejak Juli tahun lalu. Kapuas Prima menargetkan proses peningkatan kapasitas produksi bisa selesai dalam waktu setahun. Dengan begitu, Juli 2018 nanti, mereka sudah bisa mengoperasikan pabrik dengan kapasitas pabrik yang lebih besar.

Dalam catatan KONTAN, November tahun lalu Kapuas Prima berupaya ngebut membangun smelter timbal dengan nilai investasi Rp 120 miliar. Target operasionalnya tahun ini. Smelter tersebut akan memiliki kemampuan mengolah 40.000 ton konsentrat timbal menjadi 20.000 ton timbal bullion per tahun.

Selain seng, timbal dan galena, sejatinya Kapuas Prima memiliki potensi pendapatan dari komoditas perak. Namun, komoditas hanya bersifat memberikan added value atau nilai tambah saja. Nilai tambahnya tergantung pada kadar perak yang terkandung. "Jadi kami menjual timbal dalam bentuk bubuk, di dalam bubuk tersbut sudah ada peraknya," terang Hendra.

Mengintip materi paparan publik Kapuas Prima November 2017, lokasi produksi penambangan berada di Pit Karim, Pit Gojo, Pit Ruwai dan Pit South West Gossan. Mereka memiliki cadangan mineral 4,6 juta ton ore timbal dan seng dengan ikutan perak. Rata-rata produksi 360.000-460.000 ton ore per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat