JAKARTA. PT Kimia Farma (Persero) Tbk ingin memiliki 1.000 apotek pada tahun ini. Untuk itu, mereka harus menambah 100 apotek baru sepanjang tahun 2017.Tak cuma di Jawa, Kimia Farma menyasar lokasi penambahan apotek di wilayah Indonesia bagian timur. Alokasi dana ekspansi mencapai Rp 200 miliar.Perusahaan berkode saham KAEF di Bursa Efek Indonesia tersebut menambah 175 apotek baru pada tahun lalu. Dus, total jenderal apotek Kimia Farma pada akhir 2016 sebanyak 900 apotek.
Patut dicatat, penambahan apotek menjadi ekspansi strategis bagi Kimia Farma mengejar target pertumbuhan di 2017. Maklum saja, penjualan dari apotek menyumbang 40% terhadap total penjualan KAEF. Untuk tahun ini, Kimia Farma berharap membukukan pertumbuhan penjualan dobel. "Fokus bisnis tahun ini masih sama seperti tahun lalu, dengan target pendapatan di atas 15%," ujar Farida Astuti, Direktur Keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk kepada KONTAN, Jumat (17/3). Sebagai informasi, tahun 2016 Kimia Farma mencatatkan penjualan Rp 5,81 triliun, atau naik 19,55% ketimbang tahun 2015. Dus, hitung-hitungan target penjualan tahun ini sebesar Rp 6,68 triliun. Selain menambah jaringan penjualan apotek, Kimia Farma memacu penjualan ke pasar mancanegara. "Kami juga akan meningkatkan ekspor untuk kina dan minyak lemak yang saat ini masih diminati," ujar Eddy Murianto, Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Menurut laporan keuangan KAEF tahun 2016, penjualan bahan baku yang terdiri dari minyak nabati, yodium dan kina, tercatat Rp 226,76 miliar. Nilai penjualan tersebut hanya setara dengan kontribusi 3,90% terhadap total penjualan. Sembari mengulik strategi peningkatan penjualan, Kimia Farma mengawal ekspansi produksi. Perusahaan itu sedang dalam tahap membangun pabrik bahan baku obat kimia di Kawasan Industri Delta Silicon 1 Lippo Cikarang Industrial Park, Bekasi, Jawa Barat. Asal tahu, pabrik bahan baku obat kimia di Cikarang, merupakan pabrik bahan baku pertama Kimia Farma. Mereka membikin pabrik dengan menggandeng perusahaan Korea Selatan bernama PT Sungwun Pharmacopia Co.Ltd. Anggaran investasinya sebesar Rp 132 miliar.
Target penyelesaian pembangunan pabrik bahan baku di Cikarang pada akhir tahun ini. Sementara target operasionalnya tahun 2018. Kimia Farma dan Sungwun Pharmacopia merancang pabrik bahan baku kimia dengan kapasitas 30 ton per tahun. Ada delapan item bahan baku obat yang sedianya bakal dibikin di sana, yakni simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin, pantoprazole, esomeprazole, rabeprazole, clopidogrel dan sarpogrelate. Rencana lain, Kimia Farma akan memproduksi high function chemical (HFC) yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan suplemen makanan. Bahan baku tersebut akan mereka jual ke Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini