KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO) diprediksi cenderung stagnan. Sebab, perseroan masih akan menghadapi sejumlah tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia mengatakan, dari dalam negeri perseroan menghadapi tantangan perubahan perilaku pelanggan serta lemahnya daya beli konsumen. Sementara dari luar negeri, ketidakstabilan nilai tukar di Nigeria memiliki dampak negatif pada kinerja ekspor pada semester II ini. Sebagai informasi, keadaan di Nigeria cukup berpengaruh signifikan terhadap pendapatan ekspor perseroan lnataran porsi ekspor ke Nigeria tercatat sebesar 30% dari total ekspor.
Meski menghadapi sejumlah tantangan, Cindy menilai SIDO tetap mampu mempertahankan kinerjanya tahun ini. Ia menyebutkan perseroan akan terus melakukan strategi jangka panjangnya, seperti fokus pada
branding untuk beberapa produk barunya yaitu Reay To Drink (RTD) dan Esemag melalui peningkatan investasi dan edukasi produk.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Mengoptimakan Kinerja Ekspor Kemudian, distibutor baru di Filipina yang diharapkan akan beroperasi penuh di semester II ini, usai mulai beroperasi sejak Mei 2023. "Selain itu bisnis minyak atsiri yang juga aktif menjajaki peluang di pasar domestik untuk memperluas portofolio klien," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/10). Katalis positif lainnya dari pertumbuhan segmen makanan dan minuman yang mencetak pertumbuhan kinerja tertinggi di semester I 2023. Segmen tersebut tercatat mencetak pertumbuhan 9,24% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 595,19 miliar. Marjin laba kotor segmen tersebut juga dilihat mengalami kenaikan menjadi 31% akibat menurunnya beberapa harga bahan baku. "Segmen ini didukung oleh pertumbuhan penjualan dari produk RTD serta tingginya permintaan pada Kuku Bima Energi di Luar Jawa," katanya. Namun demikian, upaya-upaya yang dilakukan perseroan belum akan langsung berkontribusi pada kinerja tahun ini. Untuk tahun 2023, NH Korindo memproyeksikan pendapatan SIDO sebesar Rp 3,9 triliun atau tumbuh 1,03% YoY dari tahun 2022 sebesar Rp 1,86 triliun
Sementara untuk laba bersih diperkirakan masih akan stagnan atau sama dengan tahun lalu. "Laba bersih 2023 kami proyeksikan Rp 1,1 triliun," sebutnya. Berdasarkan peluang di masa depan, Cindy merekomendasikan buy SIDO dengan target harga Rp 700. Pada akhir perdagangan Rabu (18/10), harga SIDO ditutup stagnan di Rp 580/saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .