JAKARTA. Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) menargetkan pada tahun ini hanya akan mengekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) sebesar 295 dari PT Badak NGL kepada pembeli Western Buyer Jepang. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan jumlah ekspor gas LNG pada tahun lalu."Tahun lalu, kita ekspor LNG sebesar 303 kargo," ujar Kepala Dinas Kilang LPG dan LNG, Agoes Sapto Rahardjo, Kamis (25/3).Menurut Agoes, penurunan pengiriman LNG sebanyak 8 kargo dibandingkan dengan tahun lalu karena menuruti permintaan Western Buyer Jepang. Ia membantah, penurunan pengiriman kargo tersebut karena penurunan produksi minyak di Indonesia."Kalau terjadi penurunan produksi minyak, ya kita berkewajiban untuk menggantinya. Tapi ini karena kondisi Jepang yang memang agak sedikit susah," lanjut Agoes.Sementara itu, tambah Agoes, bahwa pemerintah masih memiliki hutang sebesar 90 kargo LNG kepada western buyer mulai tahun 2006 hingga 2009. Nah, apabila kontrak western buyer itu diperpanjang maka utang 90 kargo tersebut akan dihapus.Menurut Agoes, adanya penurunan permintaan itu, membuat kilang Badak bisa kelebihan kapasitas sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasokan gas untuk domestik. Sebesar 3 juta ton gas akan dialokasikan untuk ekspor sedangkan sebanyak 1,5 juta ton untuk kebutuhan domestik termasuk pasokan gas untuk PT Kalimantan Timur sebanyak 0,16 juta ton gas. Meski tahun ini akan mengirimkan 295 kargo LNG, namun, menurut Agoes, pemerintah masih memiliki hutang dengan Western Buyer sebanyak 90 kargo. Nah, saat ini sedang dilakukan pembahasan untuk perpanjangan kontrak western buyer. Namun, Agoes tidak mau mengatakan dengan lebih rinci bagaimana progres perpanjangan kontrak tersebut. Ia hanya mengatakan, apabila perpanjangan kontrak tersebut disetujui maka utang sebesar 90 kargo itu akan terhapuskan. "Negoisasi soal perpanjangan masih terus jalan, kita harapkan akhir bulan ini sudah ada kepastian soal western buyer," imbuh dia.Sementara itu, Dalam kesepakatan HoA yang ditandatangani Pertamina, Total E&P Indonesie, dan Inpex dan enam pembeli Western Buyer: Chubu, Kansai, Kyushu, Nippon Steel, Osaka Gas dan Tohoku disepakati kontrak gas sebanyak 25 juta ton dalam 10 tahun. Volume itu akan dipecah menjadi 3 juta ton per tahun pada 5 tahun pertama dan 2 juta ton per tahun pada 5 tahun kedua.Pola transportasi untuk LNG tersebut terdiri dari, 2 juta ton LNG dalam bentuk CIF dan 1 juta ton LNG dalam bentuk FOB. Pengiriman LNG sebanyak 2 juta ton per tahun untuk 5 tahun kedua dilakukan dengan pola transportasi 1 juta ton, LNG dalam bentuk CIF dan 1 juta lainnya FOB.
Tahun ini, LNG Bontang Ekspor 295 Kargo
JAKARTA. Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) menargetkan pada tahun ini hanya akan mengekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) sebesar 295 dari PT Badak NGL kepada pembeli Western Buyer Jepang. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan jumlah ekspor gas LNG pada tahun lalu."Tahun lalu, kita ekspor LNG sebesar 303 kargo," ujar Kepala Dinas Kilang LPG dan LNG, Agoes Sapto Rahardjo, Kamis (25/3).Menurut Agoes, penurunan pengiriman LNG sebanyak 8 kargo dibandingkan dengan tahun lalu karena menuruti permintaan Western Buyer Jepang. Ia membantah, penurunan pengiriman kargo tersebut karena penurunan produksi minyak di Indonesia."Kalau terjadi penurunan produksi minyak, ya kita berkewajiban untuk menggantinya. Tapi ini karena kondisi Jepang yang memang agak sedikit susah," lanjut Agoes.Sementara itu, tambah Agoes, bahwa pemerintah masih memiliki hutang sebesar 90 kargo LNG kepada western buyer mulai tahun 2006 hingga 2009. Nah, apabila kontrak western buyer itu diperpanjang maka utang 90 kargo tersebut akan dihapus.Menurut Agoes, adanya penurunan permintaan itu, membuat kilang Badak bisa kelebihan kapasitas sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasokan gas untuk domestik. Sebesar 3 juta ton gas akan dialokasikan untuk ekspor sedangkan sebanyak 1,5 juta ton untuk kebutuhan domestik termasuk pasokan gas untuk PT Kalimantan Timur sebanyak 0,16 juta ton gas. Meski tahun ini akan mengirimkan 295 kargo LNG, namun, menurut Agoes, pemerintah masih memiliki hutang dengan Western Buyer sebanyak 90 kargo. Nah, saat ini sedang dilakukan pembahasan untuk perpanjangan kontrak western buyer. Namun, Agoes tidak mau mengatakan dengan lebih rinci bagaimana progres perpanjangan kontrak tersebut. Ia hanya mengatakan, apabila perpanjangan kontrak tersebut disetujui maka utang sebesar 90 kargo itu akan terhapuskan. "Negoisasi soal perpanjangan masih terus jalan, kita harapkan akhir bulan ini sudah ada kepastian soal western buyer," imbuh dia.Sementara itu, Dalam kesepakatan HoA yang ditandatangani Pertamina, Total E&P Indonesie, dan Inpex dan enam pembeli Western Buyer: Chubu, Kansai, Kyushu, Nippon Steel, Osaka Gas dan Tohoku disepakati kontrak gas sebanyak 25 juta ton dalam 10 tahun. Volume itu akan dipecah menjadi 3 juta ton per tahun pada 5 tahun pertama dan 2 juta ton per tahun pada 5 tahun kedua.Pola transportasi untuk LNG tersebut terdiri dari, 2 juta ton LNG dalam bentuk CIF dan 1 juta ton LNG dalam bentuk FOB. Pengiriman LNG sebanyak 2 juta ton per tahun untuk 5 tahun kedua dilakukan dengan pola transportasi 1 juta ton, LNG dalam bentuk CIF dan 1 juta lainnya FOB.