Tahun Ini, Nusantara Infrastructure (META) Berupaya Tingkatkan Kinerja Bisnis Utama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) berupaya meningkatkan kinerja bisnis utamanya sepanjang 2023 berjalan. Untuk itu, META beberapa kali melakukan aksi divestasi sembari tetap giat berekspansi bisnis.

META melalui anak usahanya, PT Portco Infranusantara (PORTCO) menyelesaikan proses divestasi saham di PT Intisentosa Alambahtera (ISAB) pada Selasa (14/3). Jumlah saham yang dilepas sebanyak 60.174 saham atau 39% kepada PT LDC Indonesia selaku pembeli dengan nilai transaksi sebesar US$ 5,7 juta.

Bersamaan dengan itu, PORTCO juga menerima US$ 2,2 juta sebagai pelunasan pembayaran pinjaman pemegang saham dari ISAB. Asal tahu saja, ISAB merupakan pemegang konsesi dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk pembangunan dan pengoperasian terminal kargo kering dan basah di Pelabuhan Panjang, Lampung. 


Baca Juga: Nusantara Infrastructure (META) Lepas Kepemilkan Saham di Intisentosa Alambahtera

Sebelumnya, akhir Januari lalu anak usaha META lainnya yaitu PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM) melalui PT Tirta Bangun Nusantara (TBN) melepas kepemilikan saham di PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) dengan nilai transaksi sebesar Rp 55 miliar. POTUM sendiri merupakan induk unit-unit pengelolaan dan penyediaan infrastruktur air bersih di Grup META. 

Head of Corporate Communications META Indah D.P. Pertiwi mengatakan, aksi divestasi saham yang dilakukan META akhir-akhir ini menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat struktur permodalan dan mempermudah ekspansi bisnis inti. "Ini mengingat investasi META baik di ISAB, TBN, dan TKCM berstatus pemegang saham minoritas," ujar dia, Jumat (17/3). 

META memastikan terus berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur melalui berbagai proyek strategis buang berkelanjutan di berbagai sektor antara lain jalan tol, energi terbarukan, dan air bersih. Khusus untuk sektor jalan tol, META fokus menciptakan konektivitas jalan bebas hambatan di wilayah urban atau perkotaan dengan spesifikasi pertumbuhan lalu lintas yang cukup padat. 

Pihak META pun menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 1,6 triliun pada 2023 yang sebagian besar digunakan untuk pembangunan jalan tol.

Sebagaimana diketahui, tahun ini terdapat beberapa proyek terkait jalan tol yang sedang digarap oleh META. Di antaranya adalah proyek peninggian jalan tol BSD di kilometer (km) 8, proyek weaving Serpong Ramp Junction di km 19, dan  proyek pembangunan jalan tol akses Makassar New Port (MNP) sepanjang 3,2 km. Emiten yang terafiliasi dengan Grup Salim ini juga sedang mengikuti proses tender proyek jalan tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami. 

"Pembangunan akses Makassar New Port sudah 50%, sedangkan Weaving Serpong Ramp Junction diharapkan selesai pada semester kedua 2023," ungkap Indah. 

Manajemen META tidak menutup kemungkinan kembali menambah portofolio sektor jalan tol, mengingat masih banyak target pembangunan jalan tol yang harus dikejar pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2024. Alhasil, selama memenuhi regulasi terkait, META bisa mengikuti berbagai tender proyek jalan tol pada masa mendatang. 

Di sisi lain, meski telah melakukan divestasi, META melalui POTUM masih memiliki portofolio di bisnis penyediaan air bersih yang dikelola oleh PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK). Perusahaan ini mengelola pendistribusian air bersih ke ratusan pabrik yang ada di kawasan industri Serang.

 
META Chart by TradingView

Selain itu, POTUM melalui PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) juga menjalankan bisnis pengelolaan air dengan cakupan pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di Kawasan Industri Medan. "Kami terus melihat peluang untuk mengembangkan bisnis air bersih di kota-kota lainnya," kata Indah. 

Dengan sederet upaya yang dijalankan tersebut, manajemen META memprediksi bahwa pendapatan perusahaan dapat tumbuh minimal dobel digit pada 2023. Di saat yang sama, laba bersih META diestimasikan naik di atas 25%.

Dalam catatan KONTAN, META mengincar kenaikan pendapatan 10%-20% pada 2022 lalu. Sedangkan hingga kuartal III-2022, pendapatan META turun 2,92% year on year (YoY) menjadi Rp 614,65 miliar. Walau begitu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung 422,39% YoY menjadi Rp 65,56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .