Tahun ini pemerintah menargetkan penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 80 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menekuni upaya pendalaman pasar domestik dengan memperluas basis investor lokal. Salah satunya dengan cara meningkatkan frekuensi dan nilai penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang ditujukan untuk investor individual alias ritel di dalam negeri.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, sepanjang 2019 pemerintah telah menetapkan target penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 80 triliun.

"Itu sekitar 9%-10% dari target penerbitan SBN Bruto yang sebesar Rp 825 triliun," kata Loto saat ditemui usai acara peluncuran Saving Bond Ritel (SBR) 005, Kamis (10/1).


Penerbitan SBN Ritel rencananya akan dilakukan sebanyak sepuluh kali sepanjang tahun ini. Penerbitan SBR005 menjadi yang pertama, dengan kuota maksimal penerbitan yang ditetapkan DJPPR sebesar Rp 5 triliun.

Secara rinci, Loto menjelaskan, penerbitan SBN Ritel bakal terdiri dari delapan instrumen yang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), terdiri dari empat Saving Bond Ritel (SBR) dan empat Sukuk Tabungan (ST). 

Sisanya, 2 instrumen yang dapat diperdagangkan (tradable) yaitu masing-masing satu Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel Indonesia (Sukri).

Tahun lalu, realisasi penerbitan SBN Ritel mencapai Rp 46 triliun. Artinya, target penerbitan SBN Ritel tahun ini naik sekitar 74% dibandingkan sebelumnya.

Sementara, total SBN Ritel yang jatuh tempo tahun 2018 sebesar Rp 56,8 triliun. Tahun 2019, total SBN Ritel yang jatuh tempo mencapai Rp 51,2 triliun, terdiri dari jatuh tempo SR008 sebesar Rp 31,5 triliun dan ORI013 sebesar Rp 19,7 triliun.

Selain melalui penerbitan SBN Ritel, pemerintah juga dapat melakukan opsi private placement untuk instrumen pembiayaan bersifat non-lelang domestik.

"Private placement kita lakukan sesuai kebutuhan saja. Kalau SBN Ritel ternyata meningkat (nilai penerbitannya), bisa jadi mengambil jatah private placement. Fleksibel saja," ujar Loto.

Dengan bertambahnya nilai dan frekuensi penerbitan SBN Ritel, Loto berharap jumlah investor domestik yang mendekap instrumen utang pemerintah bertambah banyak.

"Kita mau investor ritel, khususnya generasi milenial, bisa ikut makin memperkuat pembiayaan pembangunan nasional untuk masa depan," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi