Tahun ini, Pertamina akan bangun 22 SPBG dan 7 MRU



JAKARTA. PT Pertamina akan menggenjot pengembangan infrastruktur gas berupa stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan mobile refueling unit (MRU). Perusahaan pelat merah tersebut mendapat mandat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membangun 22 SPBG dan 7 MRU di tahun 2014 ini. Adiatma Sardjito, Media Manager Pertamina mengatakan, pengembangan infrastruktur gas tersebut bertujuan untuk mendorong terlaksananya program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). "Program konversi BBM ke BBG untuk transportasi jalan sangat penting untuk mengurangi beban subsidi BBM yang selama ini ditanggung oleh pemerintah," kata dia,  Rabu (7/5). Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 2435 K/15/MEM/2014, pemerintah menugaskan Pertamina untuk membangun 22 SPBG dan tujuh MRU yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sekarang ini, perusahaan tersebut telah mengoperasikan 23 SPBG yang berlokasi di  Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Menurut Adiatma, untuk pembangunan infrastruktur gas tersebut investasi yang akan dikucurkan mencapai Rp 1,53 triliun yang berasal dari APBN. Rinciannya, dana tersebut akan digunakan untuk konstruksi 10 SPBG, 7 MRU, sekaligus  infrastruktur pendukungnya. Selain itu, Pertamina juga menganggarkan dana senilai US$ 47 juta yang berasal dari kas internal untuk membangun 12 SPBG. "Kami akan segera mempersiapkan proses lelang, dan tahapan lelang ini kami targetkan tuntas pada Juli 2014 ini," jeas Adiatma. Adiatma menambahkan, pihaknya mendapatkan alokasi gas sebesar 37,7 million metric standard cubic feet per day (mmscfd) untuk kebutuhan transportasi hingga 2019 mendatang. Di mana, sebanyak 24 mmscfd akan didistribusikan ke Jakarta, 10,2 di Jawa Timur, dan sisanya untuk kebutuhan gas di Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Asal tahu saja, program konversi BBM ke BBG untuk transportasi sejatinya sudah digaungkan pemerintah sejak 1995 silam. Namun sayangnya, hingga sekarang program tersebut masih jalan di tempat, sehingga konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia terus membengkak. Tahun 2013 lalu misalnya, dari 14.000 unit konverter kit yang rencananya akan didistribusikan ke kendaraan umum, hanya 4.000 unit saja yang telah berhasil melalui proses tender. Alhasil, di sepanjang kuartal pertama tahun ini, konsumsi BBM bersubsidi masih tetap tinggi, yakni 11,2 juta kiloliter (kl) atau naik 1,6% dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan