Tahun ini, produksi kedelai bakal turun



JAKARTA. Kementerian Pertanian memperkirakan, produksi kedelai tahun ini akan cenderung turun dibanding tahun lalu, karena curah hujan yang tinggi. Artinya, kemungkinan besar harga kedelai akan terus naik.

Prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, paling tidak hujan masih akan terus tercurah hingga Mei 2011 mendatang. Dalam kondisi curah hujan yang tinggi, petani di Indonesia cenderung memilih menanam padi ketimbang kedelai. Dengan demikian, produksi kedelai lokal akan turun.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, kecenderungan petani seperti itu bisa dimengerti. Kedelai adalah tanaman yang lebih cocok di lahan kering, sehingga ketika sawah banyak tergenang air, sangat berisiko untuk ditanami kedelai.


Rendahnya produksi kedelai lokal bisa mendorong impor kedelai menjadi lebih besar untuk memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe maupun sektor makanan lain yang berbasis komoditas kedelai. Dengan begitu, devisa yang harus dikeluarkan akan menjadi lebih besar.

Padahal, Kementerian Pertanian telah mematok target produksi kedelai tahun ini mencapai 1,1 juta ton. Target ini lebih tinggi banding produksi tahun 2010 sebesar 905.000 ton.

Petani kedelai asal Jember, sekaligus Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga Dewan Kedelai Nasisonal, Mukhlisin mengatakan, dengan kondisi cuaca yang seperti itu, target produksi kedelai yang dipatok Kementerian Pertanian memang menjadi kurang realistis, bahkan mustahil bisa dicapai.

"Kalau kondisinya masih basah, paling produksi kedelai hanya bisa 60% dari target," ujarnya. Dengan demikian, menurut hitungan Mukhlisin, produksi kedelai tahun ini hanya akan sekitar 660.000 ton. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2010 yang sekitar 905.000 ton.

Harga lebih rendah

Terlepas dari masalah cuaca, ada masalah lebih krusial yang membuat petani kurang semangat bercocok tanam kedelai, yakni soal harga. Selama ini, para petani kedelai merasa harga kedelai di tingkat petani sangat rendah, yaitu berkisar Rp 4.000 hingga Rp 4.500 per kilogram (kg).

Mukhlisin mengatakan, dengan harga seperti ini, petani tidak tertarik untuk menanam kedelai dan cenderung beralih ke tanaman lain. Bila dibanding dengan harga kedelai di pasar internasional, harga kedelai lokal lebih rendah,

Mukhlisin mengatakan, idealnya harga kedelai lokal harus berkisar Rp 6.000 per kg. Sebab, pada harga segitu, barulah petani bisa mendapatkan keuntungan sehingga mereka tertarik untuk menanam kedelai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini