JAKARTA. Keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad untuk mengejot produksi produk perikanan, khususnya udang, ternyata tidak mudah direalisasikan. Padahal, pemerintah menargetkan produksi udang sebesar 450 ribu ton. “Tambak udang Dipasena (PT Aruna Wijaya Sakti) saat ini belum mampu meningkatkan produksinya walaupun lahannya begitu luas,” kata Fadel Muhammad usai mengadakan buka bersama di Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zaman di Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/8). Menurutnya, kondisi di tambak terbesar di Asia Tenggara tersebut belum maksimal dalam memproduksi udang. “Dipasena yang saya harapkan bisa memproduksi 150.000 ton ternyata tidak demikian adanya,” jelas Fadel. Salah satu pemicu penurunan produksi adalah serangan virus udang di tambak. Virus ini bukan hanya membabat produksi udang Dipasena saja, tetapi juga beberapa tambak di Jawa Timur dan juga di Sulawesi Selatan.Fadel memprediksi, produksi udang tahun ini hanya bisa mencapai 350.000 ton. Untuk meningkatkan produksi tersebut, ia berencana mengerek kualitas bibit udang (benur) yang tahan penyakit untuk kebutuhan tambak-tambak udang rakyat. “Jika suplainya banyak, maka harga benur akan murah dan meningkatkan keinginan rakyat untuk kembali menebar udang,” harap mantan Gubernur Gorontalo itu.Untuk meningkatkan produksi udang tersebut, Fadel mengaku harus membutuhkan waktu yang lebih lama terutama utuk revitalisasi tambak udang yang sudah ada termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas benur.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun ini, produksi udang diprediksi tidak capai target
JAKARTA. Keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad untuk mengejot produksi produk perikanan, khususnya udang, ternyata tidak mudah direalisasikan. Padahal, pemerintah menargetkan produksi udang sebesar 450 ribu ton. “Tambak udang Dipasena (PT Aruna Wijaya Sakti) saat ini belum mampu meningkatkan produksinya walaupun lahannya begitu luas,” kata Fadel Muhammad usai mengadakan buka bersama di Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zaman di Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/8). Menurutnya, kondisi di tambak terbesar di Asia Tenggara tersebut belum maksimal dalam memproduksi udang. “Dipasena yang saya harapkan bisa memproduksi 150.000 ton ternyata tidak demikian adanya,” jelas Fadel. Salah satu pemicu penurunan produksi adalah serangan virus udang di tambak. Virus ini bukan hanya membabat produksi udang Dipasena saja, tetapi juga beberapa tambak di Jawa Timur dan juga di Sulawesi Selatan.Fadel memprediksi, produksi udang tahun ini hanya bisa mencapai 350.000 ton. Untuk meningkatkan produksi tersebut, ia berencana mengerek kualitas bibit udang (benur) yang tahan penyakit untuk kebutuhan tambak-tambak udang rakyat. “Jika suplainya banyak, maka harga benur akan murah dan meningkatkan keinginan rakyat untuk kembali menebar udang,” harap mantan Gubernur Gorontalo itu.Untuk meningkatkan produksi udang tersebut, Fadel mengaku harus membutuhkan waktu yang lebih lama terutama utuk revitalisasi tambak udang yang sudah ada termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas benur.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News