JAKARTA. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (Merck Sharp Dohme) hingga akhir September 2014 lalu masih mengalami kerugian pada kinerjanya. Biarpun begitu, jajaran direksi optimistis, pada tahun depan, emiten yang memiliki kode saham SCPI ini bisa tumbuh positif dan mampu meraih laba. Seperti diketahui, hingga akhir September 2014, perusahaan dengan kode emiten SCPI ini telah berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 691,17 miliar atau meningkat sebesar 141,77% dari penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 285.87 miliar. Perseroan juga berhasil meningkatkan laba kotor sebesar 44,66% menjadi Rp 97,72 miliar dari kuartal III tahun lalu yang mencapai Rp 67,55 miliar. Akan tetapi, pendapatan laba usaha masih mengalami kerugian sebesar Rp 8,71 miliar. Kendati demikian, bila dibandingkan kuartal III tahun lalu, laba usaha SCPI masih mengalami peningkatan sebesar 93,8% dari periode yang sama tahun lalu yang merugi sebesar Rp 140,7 miliar. Laba bersih juga mengalami peningkatan sebesar 91% dibanding kuartal III tahun lalu yang merugi Rp 112 miliar menjadi rugi Rp 9,98 miliar pada kuartal III tahun ini.
Direktur SCPI, Novian Zein mengatakan kerugian yang diderita oleh SCPI merupakan imbas dari investasi besar yang dilakukan pada 2012 lalu. Saat itu, perseroan mengeluarkan dana investasi sebesar US$ 21 juta untuk mendirikan pabrik obat baru di daerah Pandaan, Jawa Timur. Selain itu, perusahaan juga menghabiskan dana investasi untuk melakukan ekspansi bisnis ke beberapa kota lapis kedua di seluruh Indonesia.