KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (
SMDM) optimistis bisa menumbuhkan kinerja pendapatan pra penjualan (
marketing sales) dan mencetak laba bersih pada tahun ini. Pemulihan ekonomi dan insentif dari pemerintah turut menjadi katalis positif bagi emiten properti tersebut.
Direktur & Corporate Secretary SMDM Ferry Suhardjo mengungkapkan, di tengah kondisi ketidakpastian pandemi covid-19 yang belum berakhir, pihaknya yakin untuk tetap mengincar target tahunan sebesar Rp 530 miliar. Angka itu tumbuh 12,28% dibandingkan realisasi
marketing sales SMDM pada tahun lalu yang sebesar Rp 472 miliar. Ferry menyebut, stimulus dari pemerintah khususnya DP 0% dan insentif PPN memberikan angin segar bagi kinerja penjualan sektor properti. "Cukup memberikan dampak atas penjualan terutama penjualan atas unit
ready stock untuk insentif PPN. Sedangkan untuk DP 0% untuk mengincar penjualan pada pangsa pasar milenial," terang Ferry saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/6).
Penjualan SMDM masih ditopang oleh proyek properti di kawasan Bogor. Pertama di proyek Royal Tajur dengan melanjutkan pemasaran
low rise apartemen Royal Height tahap 2 dan Bradfield tahap 3. Kedua, di proyek Rancamaya dengan menggarap Kingsville cluster Amadeus tahap 2 serta Kingshop dan Richmond Peak kavling. Ketiga, Harvest City untuk pasar rumah antara Rp 400 juta - Rp 600 jutaan. Ferry bilang, SMDM akan fokus pada
market per masing-masing proyek, sembari berfokus pada pemasaran dan sistem pembayaran berbasis
online serta menyasar
market milenial. Dengan mengoptimalkan pemasaran tersebut, secara keseluruhan pada tahun ini SMDM mengincar pertumbuhan pendapatan antara 10%-12%.
Baca Juga: Kasus PKPU meningkat tanda kondisi ekonomi belum benar-benar pulih Lewat raihan itu, SMDM mengincar raihan laba bersih pada tahun ini. "Diusahakan semaksimal mungkin bisa mencetak laba bersih pada tahun 2021 dengan target sekitar Rp 40 miliar - Rp 50 miliar," ungkap Ferry. Adapun pada tahun lalu, pendapatan SMDM anjlok 32,11% dari Rp 569,37 miliar pada 2019 menjadi Rp 386,54 miliar. SMDM pun berbalik menderita rugi Rp 818,37 juta dari sebelumnya mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 25,2 miliar pada tahun 2019. Merujuk laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, kinerja keuangan SMDM menunjukkan pemulihan hingga periode Kuartal I-2021. Pendapatan SMDM di tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp 136,42 miliar atau tumbuh 24,63% dari periode yang sama tahun lalu. Jika dirinci, raihan itu didominasi dari penjualan tanah dan rumah tinggal sebesar Rp 105,24 miliar yang mengalami kenaikan 32,39% dibandingkan Q1-2020. Penjualan tanah dan rumah tinggal berkontribusi paling besar dengan porsi 77,14% terhadap total pendapatan SMDM.
Selanjutnya, disusul oleh pendapatan operasi golf, country club, hotel dan estat manajemen sebesar Rp 26,28 miliar. Lalu pendapatan dari keanggotaan golf senilai Rp 4,1 miliar, dan pendapatan tiket dan sewa ruang sebsar Rp 785,12 juta.
Hingga periode Maret 2021, SMDM mampu membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 33,21 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, SMDM menderita rugi bersih Rp 1,15 miliar. Ferry optimistis pertumbuhan kinerja tersebut bisa berlangsung selama periode Semester I dan berlanjut pada Semester kedua nanti. Selain dari insentif dari pemerintah, stimulus dari perbankan seperti penurunan suka bunga pinjaman serta keringanan pencairan Loan to Value (LTV) juga menjadi katalis positif. "(Pertumbuhan kinerja) bisa berlanjut karena terbantu dengan kebijakan-kebijakan pemerintah serta inflasi yang tetap terjaga dan ekonomi yang mulai bertumbuh," pungkas Ferry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .