JAKARTA. Iklim bisnis yang mendung sepertinya tidak hanya menyelimuti industri perbankan, tetapi juga industri multifinance. Tengok saja, pertumbuhan pembiayaan dari total 202 perusahaan cuma naik 12%, yakni menjadi Rp 348 triliun di akhir tahun lalu. Padahal, industri multifinance meraup kenaikan 24% di tahun sebelumnya. Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengungkapkan, perlambatan akibat dari kondisi ekonomi global dan nasional, terutama setelah lahirnya ketentuan soal uang muka. “Perlambatan pertumbuhan pembiayaan dipengaruhi banyak faktor, termasuk batasan uang muka,” ujarnya ditemui KONTAN, Selasa (28/1). Belum lagi, rencana produsen membatasi produksi kendaraan bermotor. Seperti, kendaraan bermotor roda dua yang ditargetkan diproduksi sebanyak 8 juta unit atawa hanya naik 4% ketimbang tahun lalu. Melihat kondisi ini, pelaku industri otomatis cuma bisa mematok pertumbuhan pembiayaan 5% - 10% hingga akhir tahun nanti.
Tahun lalu bisnis multifinance cuma tumbuh 12%
JAKARTA. Iklim bisnis yang mendung sepertinya tidak hanya menyelimuti industri perbankan, tetapi juga industri multifinance. Tengok saja, pertumbuhan pembiayaan dari total 202 perusahaan cuma naik 12%, yakni menjadi Rp 348 triliun di akhir tahun lalu. Padahal, industri multifinance meraup kenaikan 24% di tahun sebelumnya. Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengungkapkan, perlambatan akibat dari kondisi ekonomi global dan nasional, terutama setelah lahirnya ketentuan soal uang muka. “Perlambatan pertumbuhan pembiayaan dipengaruhi banyak faktor, termasuk batasan uang muka,” ujarnya ditemui KONTAN, Selasa (28/1). Belum lagi, rencana produsen membatasi produksi kendaraan bermotor. Seperti, kendaraan bermotor roda dua yang ditargetkan diproduksi sebanyak 8 juta unit atawa hanya naik 4% ketimbang tahun lalu. Melihat kondisi ini, pelaku industri otomatis cuma bisa mematok pertumbuhan pembiayaan 5% - 10% hingga akhir tahun nanti.